Tanda-Tanda Penyakit Angin Duduk (Angina Pectoris)
Penyakit angin duduk, atau dalam istilah medis dikenal sebagai Angina Pectoris, bukanlah sebuah penyakit jantung itu sendiri, melainkan sebuah gejala yang mengindikasikan adanya masalah mendasar pada aliran darah ke otot jantung (miokard). Kondisi ini terjadi ketika kebutuhan oksigen jantung melebihi suplai darah yang tersedia, sering kali disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak (aterosklerosis).
Mengenali tanda-tanda awal angin duduk sangat krusial karena ini adalah peringatan dini sebelum potensi serangan jantung (infark miokard) terjadi. Gejala angin duduk umumnya bervariasi antar individu, namun ada pola umum yang sering dilaporkan oleh pasien.
Ilustrasi area umum rasa nyeri akibat Angina.
Gejala Utama: Rasa Tidak Nyaman di Dada
Gejala paling klasik dan sering dialami oleh penderita angin duduk adalah rasa tidak nyaman yang dirasakan di area dada. Namun, penting untuk membedakannya dari sakit dada biasa. Rasa ini biasanya digambarkan sebagai:
Tekanan atau Penekanan: Banyak pasien merasa dadanya seperti sedang diinjak atau diremas oleh beban berat.
Rasa Penuh atau Terbakar: Sensasi seperti ada yang membakar di tengah dada.
Perasaan Tidak Enak (Discomfort): Rasa tidak nyaman yang sulit dijelaskan, bukan selalu nyeri yang tajam menusuk.
Nyeri atau ketidaknyamanan ini hampir selalu muncul ketika jantung bekerja lebih keras dari biasanya, misalnya saat aktivitas fisik berat, emosi yang kuat, atau setelah makan besar.
Perluasan Rasa Nyeri (Radiasi)
Salah satu ciri khas angin duduk adalah kemampuannya menyebar ke area tubuh lain. Ini terjadi karena jalur saraf yang tumpang tindih. Tanda-tanda perluasan nyeri meliputi:
Lengan: Rasa nyeri sering menjalar ke lengan kiri, kadang terasa menjalar hingga ke siku atau pergelangan tangan. Pada kasus tertentu, lengan kanan juga bisa terpengaruh.
Leher dan Rahang: Rasa tidak nyaman bisa naik ke leher, menyebabkan sensasi seperti tercekik, atau menjalar ke gigi dan rahang bawah.
Punggung Bagian Atas: Beberapa orang merasakan tekanan menyebar ke area antara tulang belikat.
Perut Bagian Atas: Kadang-kadang gejalanya disalahartikan sebagai gangguan pencernaan atau maag berat.
Gejala Penyerta yang Sering Muncul
Selain sensasi di dada, tubuh mungkin memberikan sinyal lain yang menyertai serangan angin duduk. Gejala penyerta ini sering muncul bersamaan dengan ketidaknyamanan dada:
Sesak Napas (Dyspnea): Merasa sulit mendapatkan napas penuh, terutama saat beraktivitas.
Kelelahan yang Tidak Biasa: Rasa lelah mendadak yang ekstrem, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan.
Keringat Dingin: Berkeringat secara tiba-tiba tanpa alasan suhu lingkungan yang panas.
Pusing atau Kepala Terasa Ringan: Karena suplai darah ke otak sedikit terganggu akibat jantung yang bekerja keras.
Perbedaan Angina Stabil dan Tidak Stabil
Penting untuk membedakan jenis angin duduk, karena ini menentukan urgensi penanganannya:
Angina Stabil: Gejala muncul secara teratur dengan pola yang dapat diprediksi (misalnya, selalu muncul saat menaiki tiga lantai tangga) dan biasanya mereda dalam beberapa menit setelah beristirahat atau minum obat nitrogliserin.
Angina Tidak Stabil: Ini adalah kondisi darurat medis. Nyerinya lebih parah, durasinya lebih lama, muncul saat istirahat, atau pola nyerinya berubah (menjadi lebih sering atau lebih intens). Angina tidak stabil seringkali merupakan tanda bahwa serangan jantung akan segera terjadi.
PERINGATAN PENTING: Jika Anda mengalami nyeri dada yang baru, parah, berlangsung lebih dari beberapa menit, tidak hilang dengan istirahat, atau disertai dengan sesak napas parah dan berkeringat dingin, segera cari bantuan medis darurat. Angina yang tidak stabil memerlukan evaluasi medis segera.
Faktor Pemicu yang Harus Diwaspadai
Mengidentifikasi pemicu membantu pasien mengelola kondisinya. Beberapa pemicu umum yang harus diwaspadai meliputi:
Aktivitas fisik yang berlebihan.
Paparan suhu dingin ekstrem (yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit).
Stres emosional atau kegembiraan yang berlebihan.
Merokok atau paparan asap rokok.
Makan dalam porsi besar.
Jika Anda atau orang terdekat sering mengalami gejala yang disebutkan di atas, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung. Diagnosis dini dan manajemen faktor risiko seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes, dapat mencegah komplikasi serius yang diakibatkan oleh penyakit arteri koroner.