Ilustrasi Setrika: Si Penghilang Kerutan Kehidupan
Setrika, benda mati yang punya peran krusial dalam peradaban manusia modern. Tanpa sentuhannya yang panas, kita akan menghadapi dunia yang penuh dengan lipatan menyebalkan. Namun, seperti alat rumah tangga lainnya, setrika sering kali menjadi saksi bisu sekaligus penyebab utama dari berbagai momen lucu dan absurd. Inilah mengapa teks anekdot bertema setrika selalu relevan.
Pernahkah Anda merasa bahwa setrika memiliki kepribadian jahil? Saya punya teman, namanya Budi, yang sangat ceroboh di pagi hari. Suatu kali, Budi harus segera berangkat seminar penting. Ia terburu-buru menyetrika kemeja kesayangannya yang berbahan linen. Karena kesempitan waktu dan fokus yang terbagi antara menyetrika dan mengingat materi presentasi, Budi lupa mencabut kabel setrika setelah selesai.
Lima belas menit kemudian, saat ia sudah setengah jalan menuju kantor, tiba-tiba istrinya menelepon dengan nada panik. "Bud! Bud! Cepat pulang! Setrikamu... setrikamu bergerak sendiri!"
Budi panik. Apakah setrikanya kerasukan? Apakah ini pertanda akhir zaman? Ia segera memutar balik motornya, membayangkan setrika panas itu sedang menari-nari di atas meja makan. Setibanya di rumah, ia mendapati pemandangan yang jauh dari supernatural.
Ternyata, kabel setrika yang sangat panjang tersangkut di kaki meja. Ketika setrika yang masih panas itu didorong sedikit oleh getaran lantai akibat lalu lintas, kabelnya menarik meja sedikit, menyebabkan setrika bergeser, lalu kabelnya kembali mengendur. Proses "pergerakan" itu berulang sedikit demi sedikit, membuat setrika tampak "berjalan" beberapa sentimeter dari posisi awal. Budi dan istrinya tertawa terbahak-bahak. Setrika itu tidak bergerak karena roh, tapi karena fisika sederhana yang diperburuk oleh ketergesaan.
Dalam dunia teks anekdot, setrika sering dijadikan metafora. Ia adalah alat yang membutuhkan 'panas' (usaha keras) untuk menghilangkan 'kerutan' (masalah atau kesulitan). Seorang komedian pernah berkata, "Hidup itu seperti menyetrika kemeja putih. Kalau terlalu semangat, kita malah membuat lubang. Kalau kurang semangat, kerutan tetap ada. Keseimbangan adalah kunci, sama seperti mengatur suhu uap panas."
Salah satu anekdot klasik berkisah tentang seorang suami yang baru pertama kali menyetrika. Ia bingung kenapa kemeja kantornya yang kaku malah terasa seperti kain lap setelah disetrika. Ia mengeluh kepada istrinya, "Sayang, setrikamu ini tidak bekerja dengan baik! Lihat, kemeja ini masih lemas!"
Istrinya datang, melihat setrika yang masih dingin, dan bertanya, "Mas, ini kan setrikanya baru saya cabut tadi pagi, belum dipasang lagi ke listrik?" Suami tersebut hanya bisa cengengesan, menyadari bahwa "usaha keras" yang ia lakukan hanyalah menggosok-gosok kain dengan alat yang dingin. Ini mengingatkan kita bahwa proses pemanasan—persiapan—adalah bagian terpenting dari menghilangkan kerutan masalah.
Anekdot lain sering melibatkan tukang setrika profesional (laundry). Ada seorang pelanggan yang sangat cerewet. Ia selalu mengeluh bahwa lipatan celananya kurang tajam atau ada bekas gosong samar (yang sebenarnya tidak ada). Suatu hari, pelanggan ini membawa celana mahal dan berkata dengan nada mengancam, "Tolong setrika ini, Pak. Kalau sampai rusak atau ada noda, saya ganti rugi dengan lima karung kacang goreng!"
Tukang setrika, yang sudah lelah dengan drama pelanggan tersebut, hanya mengangguk. Setelah selesai, ia mengembalikan celana itu dengan sempurna. Pelanggan itu memeriksa dengan sangat teliti, membolak-balik celana itu selama lima menit penuh. Akhirnya, ia menghela napas lega. "Bagus! Tidak ada cacat. Baiklah, Pak, ini jaminannya."
Pelanggan itu pergi. Tukang setrika bingung, kenapa ia harus repot-repot dengan jaminan kacang goreng jika celananya baik-baik saja? Keesokan harinya, pelanggan itu kembali, membawa celana yang sama, kali ini benar-benar cacat—ada bekas gosong yang jelas terlihat.
"Nah, kan! Bapak lihat sendiri? Saya mau klaim lima karung kacang goreng sekarang!" tuntut pelanggan.
Tukang setrika tersenyum tenang. "Oh, Bapak lupa. Jaminan lima karung kacang goreng itu berlaku jika kerusakannya terjadi saat setrika pertama kemarin. Hari ini, setrika yang Bapak gunakan, ya? Jadi, saya cuma bisa kasih jaminan satu bungkus kerupuk kecil."
Kisah-kisah ringan seputar teks anekdot setrika ini membuktikan bahwa bahkan benda paling membosankan sekalipun bisa menjadi sumber humor, asalkan kita melihatnya dari sudut pandang yang sedikit bengkok dan penuh imajinasi.