Mengenal 18 Angka Arab: Sejarah dan Penggunaannya

Ilustrasi angka-angka Arab modern Angka Arab 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak lepas dari penggunaan angka. Dari menghitung jumlah barang, menentukan waktu, hingga melakukan transaksi keuangan, angka adalah alat fundamental. Di Indonesia, sistem penomoran yang paling umum digunakan adalah sistem angka Arab. Namun, pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa disebut demikian, dan apa saja yang termasuk di dalamnya? Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia 18 angka Arab, sebuah konsep yang mungkin sedikit membingungkan namun memiliki akar sejarah yang menarik.

Asal Usul dan Perkembangan Angka Arab

Sebutan "angka Arab" sebenarnya merujuk pada sistem angka yang diperkenalkan ke dunia Barat oleh bangsa Arab. Sistem ini bukanlah ciptaan asli bangsa Arab, melainkan diadopsi dan dikembangkan dari India kuno. Para matematikawan India pada abad ke-5 Masehi mengembangkan sistem desimal yang mencakup konsep nol (shifr) dan nilai tempat. Sistem ini kemudian disebarkan ke Timur Tengah oleh para pedagang dan cendekiawan Arab.

Tokoh penting dalam penyebaran ini adalah matematikawan Persia bernama Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi (sekitar 780-850 M). Karyanya, "On the Calculation with Hindu Numerals," menjadi jembatan penting yang memperkenalkan sistem angka India ke dunia Islam dan, selanjutnya, ke Eropa melalui terjemahan bahasa Latin. Inilah mengapa sistem ini akhirnya dikenal sebagai angka Arab di Barat, meskipun akarnya berasal dari India.

Apa yang Dimaksud dengan "18 Angka Arab"?

Istilah "18 angka Arab" seringkali muncul dalam konteks tertentu, terutama di kalangan umat Muslim, merujuk pada kumpulan angka yang digunakan dalam berbagai perhitungan keagamaan, seperti penentuan kalender Hijriah, perhitungan waris, dan amalan-amalan spiritual. Kumpulan ini biasanya mencakup angka-angka dasar dari 0 hingga 9, namun terkadang diperluas untuk mencakup angka-angka yang lebih besar yang sering ditemui dalam konteks tersebut.

Secara umum, angka-angka yang paling mendasar dalam sistem ini adalah 10 digit, yaitu:

Namun, jika merujuk pada "18 angka Arab," ini biasanya mengacu pada perluasan dari 10 digit dasar tersebut. Perluasan ini dapat mencakup angka-angka yang lebih besar yang sering digunakan dalam perhitungan-perhitungan spesifik. Misalnya, dalam beberapa tradisi, angka seperti 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 18 bisa saja dimasukkan dalam daftar yang dimaksud, sehingga totalnya menjadi 18. Penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah sebuah "sistem" angka yang berbeda dari sistem desimal yang kita kenal, melainkan lebih kepada pengelompokan angka yang relevan untuk konteks tertentu.

Penggunaan dalam Kehidupan Modern

Terlepas dari istilah "18 angka Arab" yang spesifik, sistem angka Arab yang kita kenal saat ini telah menjadi standar global. Di Indonesia, kita menggunakan angka-angka ini dalam segala aspek kehidupan:

Kesimpulan

Istilah "18 angka Arab" mungkin terdengar asing atau spesifik, namun pada intinya merujuk pada sistem angka desimal yang berakar dari India kuno dan disebarkan ke seluruh dunia melalui peradaban Arab. Angka-angka ini, dari 0 hingga 9, adalah fondasi dari hampir semua perhitungan modern. Perluasan jumlah angka menjadi 18 seringkali merupakan penyesuaian untuk kebutuhan kontekstual, bukan perubahan fundamental pada sistem itu sendiri. Memahami sejarah dan evolusi angka yang kita gunakan sehari-hari memberikan apresiasi yang lebih dalam terhadap warisan intelektual manusia yang telah membentuk dunia kita saat ini.

🏠 Homepage