Dalam lautan ayat-ayat Al-Qur'an, terdapat mutiara-mutiara hikmah yang selalu relevan dan membimbing umat manusia. Salah satu ayat yang patut direnungkan secara mendalam adalah Surah An-Nisa ayat 124. Ayat ini, dengan bahasanya yang ringkas namun penuh makna, mengingatkan kita akan prinsip fundamental dalam ajaran Islam: keadilan mutlak Allah SWT dan konsekuensi dari setiap perbuatan, baik yang dilakukan oleh mukmin maupun kafir.
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya ia akan melihat balasannya pula." (QS. An-Nisa: 124)
Ayat An-Nisa 124 secara tegas menyatakan bahwa tidak ada satu pun amalan, sekecil apapun, yang luput dari catatan dan perhitungan Allah. Konsep "dzarrah" (butir debu atau semut kecil) digunakan untuk menggambarkan skala terkecil dari sebuah perbuatan. Ini menunjukkan betapa luas dan detailnya pengawasan Allah terhadap hamba-Nya. Setiap niat baik yang terlintas, setiap kebaikan yang diupayakan, sekecil apapun itu, akan mendapatkan balasan yang setimpal. Begitu pula sebaliknya, keburukan, betapa pun kecilnya, tidak akan dibiarkan tanpa akibat.
Keadilan yang dimaksud di sini bukanlah keadilan ala manusia yang seringkali terbatas oleh pengetahuan, kemampuan, dan prasangka. Keadilan Allah bersifat mutlak, sempurna, dan menyeluruh. Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu, balasan yang diberikan akan selalu tepat dan sesuai dengan kadar amalan yang dilakukan, tanpa sedikit pun berlaku zalim.
Bagi seorang mukmin, ayat ini menjadi sumber motivasi yang tak terhingga. Mengetahui bahwa setiap kebaikan, bahkan yang terkecil sekalipun, akan dibalas, mendorong seorang mukmin untuk senantiasa bersemangat dalam beribadah, beramal saleh, dan berbuat baik kepada sesama. Senyum tulus kepada saudara, kalimat positif yang terucap, atau bantuan kecil yang diberikan, semuanya memiliki nilai di sisi Allah. Keyakinan ini membentuk pribadi yang tidak pernah meremehkan kebaikan, karena ia tahu bahwa setiap usaha kebaikan akan berbuah pahala dan mendatangkan keridaan-Nya.
Lebih jauh lagi, ayat ini menggarisbawahi pentingnya ikhlas dalam beramal. Meskipun Allah mengetahui niat, namun kesadaran akan balasan yang pasti ini seharusnya memicu kita untuk melakukan yang terbaik, bukan demi dilihat manusia, tetapi demi menghadap Allah dengan bekal amalan yang berharga. Ini juga mengajarkan tentang harapan. Seorang mukmin tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah meskipun dosanya terasa besar, karena ia tahu bahwa kebaikan yang ia lakukan dapat menghapuskan keburukan.
Tidak hanya berlaku bagi mukmin, ayat An-Nisa 124 juga mencakup konsekuensi bagi mereka yang tidak beriman (kafir). Bagi mereka yang melakukan kebaikan di dunia, seperti membantu sesama atau berbuat adil dalam urusan duniawi, mereka akan menerima balasannya di dunia ini. Namun, balasan utama yang berhubungan dengan kebaikan hakiki dan pahala akhirat hanya akan diperoleh oleh mereka yang beriman. Sebaliknya, perbuatan buruk sekecil apapun yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk orang kafir, akan mendapatkan balasan setimpal, baik di dunia maupun di akhirat kelak, sesuai dengan keadilan Allah.
Ayat ini menjadi peringatan keras bagi orang-orang yang melakukan kezaliman, kekufuran, atau kemaksiatan. Sekecil apapun dosa yang mereka perbuat, tidak akan luput dari pengawasan Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban. Ini adalah aspek keadilan Allah yang tegas, menegaskan bahwa tidak ada kejahatan yang akan berlalu tanpa jejak. Bagi mereka yang menolak kebenaran, ayat ini menjadi ancaman yang nyata tentang pertanggungjawaban atas setiap pilihan buruk mereka.
Surah An-Nisa ayat 124 mengajak kita untuk merenungkan kembali setiap tindakan kita. Apakah kita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk berbuat kebaikan? Apakah kita sudah menahan diri dari perbuatan yang dilarang? Kesadaran akan pengawasan Allah dan balasan yang pasti ini seharusnya menumbuhkan rasa takut kepada-Nya (khauf) sekaligus harapan yang besar terhadap rahmat-Nya (raja').
Dalam kehidupan sehari-hari, ayat ini dapat diimplementasikan dengan:
Dengan memahami dan mengamalkan Surah An-Nisa ayat 124, kita berharap dapat meraih keberkahan di dunia dan keselamatan di akhirat, serta senantiasa berada di jalan keadilan yang diridai oleh Allah SWT.
Untuk pemahaman lebih lanjut mengenai tafsir ayat ini, dapat merujuk pada kitab-kitab tafsir terpercaya atau berkonsultasi dengan para ulama.