Dalam lautan kehidupan yang terkadang tenang dan seringkali bergelombang, kita seringkali mencari pegangan, inspirasi, atau bahkan sekadar sebuah pengingat akan nilai-nilai luhur yang dapat membimbing langkah kita. Salah satu sumber yang tak pernah kering akan hikmah adalah kitab suci yang diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. Di dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang menawarkan pelajaran berharga, dan kali ini kita akan menelusuri salah satu di antaranya: An Nisa 87.
Ayat An Nisa 87 bukan sekadar rangkaian kata-kata suci, melainkan sebuah cerminan dari kondisi spiritual dan mental manusia. Ia berbicara tentang sebuah keadaan yang patut direnungkan, terutama dalam konteks hubungan antar sesama dan bagaimana kita memandang diri sendiri di hadapan Yang Maha Pencipta. Ayat ini secara garis besar mengingatkan kita untuk tidak meremehkan atau merasa aman dari tipu daya dunia, karena hanya Allah yang mengetahui hakikat segala sesuatu.
Untuk benar-benar menggali makna An Nisa 87, penting untuk melihat konteksnya. Surah An Nisa sendiri adalah surah yang banyak membahas tentang perempuan, keluarga, hak-hak sosial, dan hukum-hukum yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Dalam spektrum pembahasan yang luas ini, ayat 87 hadir sebagai pengingat fundamental. Ia mengajak kita untuk senantiasa menjaga kesadaran diri, rendah hati, dan tidak terjebak dalam kesombongan atau perasaan aman yang semu.
Pesan utamanya adalah bahwa manusia seringkali memiliki pandangan yang terbatas. Kita mungkin merasa sudah cukup mengerti atau sudah aman dari segala ancaman, baik itu ancaman duniawi maupun ancaman spiritual. Namun, Allah Yang Maha Luas pengetahuan-Nya, mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Keterbatasan inilah yang seharusnya mendorong kita untuk senantiasa berserah diri, memohon petunjuk, dan berhati-hati dalam setiap langkah.
"Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An Nisa: 87)
Ayat An Nisa 87 menawarkan beberapa pelajaran penting yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Dalam praktik kehidupan, ini berarti kita harus selalu berusaha untuk belajar, tidak pernah merasa pintar sendiri, dan selalu siap menerima kebenaran dari mana pun datangnya. Di sisi lain, kita juga harus berhati-hati dalam menilai orang lain. Apa yang tampak dari luar mungkin tidak mencerminkan realitas sesungguhnya. Kita perlu lebih fokus pada perbaikan diri sendiri daripada mengurusi atau menghakimi orang lain.
Di era informasi yang serba cepat ini, pesan An Nisa 87 menjadi semakin relevan. Kita dibanjiri dengan begitu banyak informasi, opini, dan klaim. Seringkali, kita merasa paling tahu atau paling benar dalam sebuah diskusi. Namun, ayat ini mengingatkan kita akan batasan pengetahuan kita. Penting untuk tetap kritis, terbuka terhadap pandangan lain, namun tidak gegabah dalam membuat kesimpulan atau menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
Lebih jauh lagi, ayat ini mengajarkan kita untuk tidak mudah merasa superior atau berpuas diri dengan pencapaian kita. Entah itu dalam karier, pendidikan, atau status sosial, selalu ada ruang untuk berkembang dan selalu ada potensi untuk jatuh jika kita lalai. Ketergantungan pada Allah dan kesadaran akan keterbatasan diri adalah fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan zaman.
Banyak kisah dalam sejarah yang menunjukkan bagaimana individu atau kelompok yang merasa sangat kuat dan aman justru runtuh karena kelalaian atau kesombongan. Sebaliknya, mereka yang senantiasa menjaga kerendahan hati, memohon pertolongan Allah, dan menyadari bahwa segala kekuatan berasal dari-Nya, seringkali mampu melewati badai kehidupan dengan selamat.
Ayat An Nisa 87 adalah pengingat yang lembut namun tegas tentang esensi keberadaan kita sebagai manusia: makhluk yang memiliki keterbatasan pengetahuan dan kekuatan, namun diberikan akal dan kemampuan untuk berusaha. Ia mendorong kita untuk senantiasa merenungi diri, menjaga hubungan baik dengan Sang Pencipta, dan berinteraksi dengan sesama dengan penuh empati dan kewaspadaan.
Semoga kita senantiasa dapat mengamalkan pelajaran berharga dari An Nisa 87 ini, menjadikannya sebagai kompas dalam perjalanan hidup, agar kita tidak tersesat dalam ilusi dan kesombongan, melainkan senantiasa berada di jalan yang diridhai.