Visualisasi perbedaan antara mujahid dan yang tidak berjihad (non-udzur).
Surat An Nisa merupakan salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an yang banyak membahas tentang hukum-hukum keluarga, hak dan kewajiban antar sesama Muslim, serta pentingnya keadilan. Di tengah pembahasan mendalam tersebut, terselip sebuah ayat yang sangat menyentuh hati dan memberikan motivasi luar biasa bagi umat Islam, yaitu ayat ke-95. Ayat ini secara tegas membedakan kedudukan antara orang-orang beriman yang duduk (tidak ikut berjihad) dengan mereka yang berjihad di jalan Allah menggunakan harta dan jiwa mereka.
Ayat ini tidak sekadar memberikan pujian semata, tetapi juga menjelaskan tingkatan dan keutamaan yang Allah berikan kepada para mujahid. Kata "mujaddid" sendiri berasal dari akar kata "jihad" yang berarti bersungguh-sungguh atau berjuang. Dalam konteks ini, jihad merujuk pada perjuangan menegakkan kalimat Allah, baik melalui pertempuran fisik, pengorbanan harta, maupun upaya-upaya lain yang bertujuan untuk memenangkan kebenaran dan melawan kebatilan.
Penting untuk dicatat bahwa ayat ini memberikan pengecualian yang jelas: "ghairu uli al-dharar", yaitu orang-orang yang berhalangan karena udzur syar'i (seperti sakit parah, tua renta, atau cacat fisik yang tidak mampu). Ini menunjukkan bahwa Islam sangat memahami kondisi manusia dan tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Perbedaan kedudukan yang dijelaskan adalah antara mereka yang mampu berjihad namun memilih untuk duduk, dengan mereka yang benar-benar berjihad.
Allah SWT berfirman dalam An Nisa ayat 95:
"Tidaklah sama orang yang duduk di antara orang-orang mukmin yang tidak mempunyai uzur (kerusakan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing Allah menjanjikan (balasan) yang baik (surga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar."
Ayat ini dengan lugas menyatakan bahwa ada perbedaan derajat antara kedua kelompok tersebut. Allah tidak menyatakan mereka sama. Lebih lanjut, Allah menegaskan bahwa Dia melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwa mereka atas orang-orang yang duduk (tanpa uzur) sebanyak satu derajat. Ini adalah sebuah pengkhususan yang menunjukkan tingginya kedudukan mereka di sisi-Nya.
Namun, penting juga untuk memahami bagian akhir ayat: "Kepada masing-masing Allah menjanjikan (balasan) yang baik (surga)". Ini berarti bahwa kedua kelompok, baik yang berjihad maupun yang duduk karena uzur, pada dasarnya akan mendapatkan balasan kebaikan berupa surga jika mereka adalah orang-orang mukmin yang taat. Namun, tingkatan balasan dan keutamaan bagi para mujahid jauh lebih tinggi. Allah secara eksplisit menyebutkan bahwa Dia melebihkan orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar.
Ketika berbicara tentang jihad, seringkali pikiran kita langsung tertuju pada medan perang. Namun, makna jihad dalam Islam jauh lebih luas dari sekadar peperangan fisik. Jihad mencakup segala bentuk perjuangan yang dilakukan demi menegakkan agama Allah, melawan hawa nafsu diri sendiri, memerangi kemungkaran dalam masyarakat, menyebarkan ilmu yang bermanfaat, hingga berdakwah dengan bijak.
Oleh karena itu, ayat An Nisa 95 ini relevan bagi setiap Muslim di setiap zaman. Seorang siswa yang giat belajar untuk menjadi pribadi yang berilmu dan bermanfaat, seorang pengusaha yang menjalankan bisnisnya dengan jujur dan adil, seorang ibu yang mendidik anak-anaknya dengan penuh kesabaran, seorang dai yang menyebarkan kebaikan, semuanya adalah bentuk-bentuk perjuangan di jalan Allah yang memiliki nilai pahala di sisi-Nya, meskipun tingkatan dan bentuknya bisa berbeda dengan jihad dalam arti peperangan.
Namun, ayat ini juga berfungsi sebagai pengingat dan motivasi bagi mereka yang memiliki kemampuan untuk berkontribusi lebih besar, terutama dalam konteks pertahanan agama dan negara, atau dalam memberikan dukungan materiil dan moril kepada mereka yang berada di garda terdepan. Pengorbanan harta dan jiwa adalah bentuk jihad yang paling puncak dan memiliki keutamaan yang sangat besar.
An Nisa ayat 95 mengajarkan kita beberapa poin penting:
Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan Allah dan meraih balasan terbaik di sisi-Nya. Amin.