Surah An Nisa, yang berarti "Perempuan", adalah salah satu surah terpanjang dalam Al-Qur'an dan membahas berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, termasuk hukum keluarga, hak-hak wanita, dan kewajiban sosial. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat An Nisa ayat 45 yang memiliki kedudukan penting dalam menjelaskan konsep keimanan dan amal. Ayat ini seringkali menjadi sorotan dalam diskusi tentang bagaimana seorang mukmin sejati seharusnya berinteraksi dengan dunia dan bagaimana keimanan mereka diuji melalui amal perbuatan.
"Di antara mereka ada orang yang mengucapkan: 'Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.'"
(QS. An Nisa: 45)
Doa yang terkandung dalam An Nisa ayat 45 adalah doa yang komprehensif. Permohonan "kebaikan di dunia" mencakup segala sesuatu yang baik yang dapat dirasakan oleh manusia selama hidup di bumi. Ini bisa berupa kesehatan, rezeki yang halal, ilmu yang bermanfaat, keluarga yang sakinah, kedamaian, keamanan, dan segala bentuk kenikmatan duniawi yang tidak melalaikan dari ketaatan kepada Allah SWT. Kebaikan dunia ini bukan berarti kemewahan semata, tetapi lebih kepada keberkahan dan kemaslahatan yang menunjang kehidupan yang baik dan bermakna.
Sementara itu, permohonan "kebaikan di akhirat" merujuk pada kebahagiaan abadi di kehidupan setelah kematian. Ini mencakup surga, keridhaan Allah, terhindar dari siksa kubur dan neraka, serta segala kenikmatan yang tidak pernah terlintas dalam benak manusia. Surga adalah tujuan akhir setiap mukmin, dan doa ini secara spesifik memohon agar kita diberikan bekal yang cukup untuk mencapainya.
Yang tidak kalah penting adalah permohonan untuk "dipelihara dari siksa neraka". Permohonan ini menunjukkan kesadaran akan betapa mengerikannya siksa neraka dan betapa perlunya perlindungan dari Allah SWT. Ini adalah pengakuan bahwa manusia memiliki banyak kekurangan dan potensi untuk berbuat dosa, sehingga perlindungan dari Allah menjadi sebuah keharusan. Doa ini secara tidak langsung mengingatkan kita untuk senantiasa berhati-hati dalam setiap langkah dan perkataan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan yang mendatangkan murka Allah.
Dalam konteks surah An Nisa, ayat ini muncul setelah pembahasan mengenai berbagai macam orang dan kondisi keimanan mereka, termasuk orang-orang munafik. Dengan mengucapkan doa ini, seorang mukmin sejati membedakan dirinya dari mereka yang hanya mencari keuntungan duniawi semata atau yang memiliki keimanan yang lemah. Doa ini adalah manifestasi dari hati yang senantiasa mengingat Allah dan mengharapkan kebaikan di kedua alam.
Penting untuk dicatat bahwa doa ini bukan hanya sekadar ucapan lisan. Ia harus dibarengi dengan usaha dan amal nyata. Kebaikan di dunia akan didapatkan dengan berusaha mencari rezeki yang halal, menjaga kesehatan, menuntut ilmu, dan berbuat baik kepada sesama. Kebaikan di akhirat akan dicapai dengan menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya, memperbanyak ibadah, dan berdakwah di jalan-Nya. Dan untuk terhindar dari siksa neraka, kita harus senantiasa bertaubat, memohon ampunan, dan berusaha untuk terus memperbaiki diri.
An Nisa ayat 45 mengajarkan kita tentang pentingnya keseimbangan. Kita tidak boleh hanya fokus pada kehidupan duniawi hingga melupakan akhirat, begitu pula sebaliknya. Keduanya harus sejalan, saling mendukung. Kebaikan dunia dapat menjadi sarana untuk beribadah dan meraih kebaikan akhirat, sementara kesadaran akan akhirat akan membuat kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan dunia.
Menjadikan doa An Nisa ayat 45 sebagai wirid harian adalah sebuah amal yang sangat dianjurkan. Ketika kita mengucapkannya dengan penuh penghayatan, hati kita akan senantiasa terhubung dengan Allah. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, doa ini menjadi pengingat yang kuat akan tujuan hidup yang sebenarnya.
Setiap kali kita menghadapi kesulitan, ujian, atau bahkan ketika kita merasakan kenikmatan, doa ini mengajarkan kita untuk tetap berserah diri dan memohon perlindungan serta karunia-Nya. Ini membantu kita membangun ketahanan mental dan spiritual dalam menghadapi berbagai cobaan.
Lebih jauh lagi, pemahaman terhadap An Nisa ayat 45 dapat membentuk karakter seorang Muslim menjadi pribadi yang tidak hanya mementingkan diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap kebaikan orang lain dan masyarakat. Karena kebaikan dunia dan akhirat seringkali terjalin erat dengan hubungan kita dengan sesama manusia.
Pada akhirnya, An Nisa ayat 45 adalah permata dari Al-Qur'an yang menawarkan panduan spiritual yang mendalam. Ia mengingatkan kita akan ketergantungan kita kepada Allah dan harapan kita akan rahmat-Nya di dunia dan akhirat. Dengan merenungkan dan mengamalkan makna ayat ini, semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa berada dalam lindungan dan keridhaan-Nya.