Simbolis dari kaum wanita, keutamaan, dan tantangan hidup.
Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Surat ini adalah Madaniyyah, yang berarti diturunkan di Madinah setelah Nabi Muhammad SAW berhijrah. Keberadaannya di Madinah menandakan bahwa surat ini banyak membahas tentang tatanan sosial, hukum, dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Islam yang sedang berkembang. Surat An Nisa memiliki kedudukan yang sangat penting karena memuat berbagai ajaran fundamental mengenai hubungan antarindividu, keluarga, masyarakat, serta prinsip-prinsip keadilan dan kesejahteraan.
Pemilihan nama "An Nisa" sendiri menunjukkan fokus utama surat ini pada pembahasan perempuan. Namun, cakupan pembahasannya jauh lebih luas dari sekadar aspek perempuan itu sendiri. Surat ini mengupas tuntas tentang hak-hak perempuan, tanggung jawab mereka dalam keluarga dan masyarakat, serta perlindungan yang harus diberikan kepada mereka, terutama janda dan anak yatim. Selain itu, surat ini juga mengatur berbagai aspek kehidupan, seperti hukum perkawinan, warisan, muamalah (hubungan ekonomi dan sosial), serta peringatan terhadap perpecahan dan perselisihan.
Ayat-ayat dalam surat An Nisa memberikan panduan komprehensif tentang bagaimana membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan sejahtera. Penekanan pada keadilan gender terlihat jelas dalam banyak ayat yang mengatur hak dan kewajiban baik laki-laki maupun perempuan. Surat ini juga menjadi sumber hukum utama bagi banyak permasalahan yang berkaitan dengan keluarga, seperti perceraian, hak asuh anak, dan pembagian harta warisan.
Surat An Nisa dapat dikategorikan memiliki beberapa tema utama yang saling berkaitan:
Meskipun teks aslinya berbahasa Arab, bagi sebagian orang yang belum fasih membaca Al-Qur'an dalam tulisan Arab, bacaan latin dapat membantu dalam memahami dan menghafal ayat-ayatnya. Berikut adalah contoh bacaan latin dari beberapa ayat penting dalam Surat An Nisa. Perlu diingat bahwa bacaan latin ini adalah transliterasi dan tidak bisa sepenuhnya menggantikan keindahan serta kekhususan bacaan Arab.
وَآتُوا النِّسَاءَ صَدُقَاتِهِنَّ نِحْلَةً ۚ فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَن شَيْءٍ مِّنْهُ نُفْلًا فَكُلُوهُ هَنِيئًا مَّرِيئًا
Wa ātu-n-nisā'a ṣadaqāti-hinna niḥlah. Fa in ṭibna lakum 'an shai'in minhu naflan fa kulūhu hanī'an marī'ā.
Ayat ini menegaskan kewajiban memberikan mahar (maskawin) kepada istri sebagai tanda ketulusan dan penghormatan. Mahar ini adalah hak mutlak istri dan bukan pemberian orang tua atau wali.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَىٰ أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ ۚ إِن يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَىٰ بِهِمَا ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَىٰ أَن تَمِيلُوا ۚ وَإِن تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Yā ayyuha-lladhīna āmanū kūnū qawwāmīna bil-qisṭi shuhada'a lillāhi wa law 'alā anfusikum awil-wālidayni wal-aqrabīn. In yakun ghaniyyan aw faqīran fallāhu awlā bihimā. Falā tattabi'ul-hawā an tamīlū. Wa in talwū aw tu'riḍū fa inna-llāha kāna bimā ta'malūna khabīrā.
Ayat ini adalah seruan kuat untuk menjadi penegak keadilan, bahkan jika itu bertentangan dengan kepentingan diri sendiri, orang tua, atau kerabat. Keadilan harus ditegakkan semata-mata karena Allah SWT, tanpa memihak pada kekayaan atau kemiskinan.
Memahami arti dan bacaan latin Surat An Nisa sangat penting bagi setiap Muslim. Surat ini bukan hanya berisi hukum dan aturan, tetapi juga nilai-nilai moral dan etika yang membentuk karakter individu dan masyarakat. Dengan mempelajari dan mengamalkan ajaran-ajarannya, diharapkan kita dapat membangun kehidupan yang lebih adil, harmonis, dan diridhai oleh Allah SWT.