Anggrek, atau famili Orchidaceae, adalah salah satu kelompok tumbuhan berbunga terbesar dan paling beragam di dunia. Di antara ribuan spesiesnya, terdapat satu varietas yang sering menarik perhatian karena bentuk bunganya yang unik dan sedikit misterius, yaitu yang dikenal dengan nama populer Anggrek Scorpion (meskipun nama ini sering merujuk pada beberapa spesies berbeda yang memiliki struktur bunga mirip, namun secara umum sering dikaitkan dengan genus Arachnis atau sejenisnya). Nama "Scorpion" (kalajengking) diberikan bukan karena bunga ini berbahaya, melainkan karena bentuk labellum (lidah bunga) dan perhiasannya yang menjulur panjang, menyerupai cakar atau ekor kalajengking.
Keunikan utama Anggrek Scorpion terletak pada morfologi bunganya. Berbeda dengan anggrek yang umumnya memiliki bentuk simetris dan bulat, bunga ini seringkali memiliki kelopak dan mahkota yang panjang, ramping, dan terkadang sedikit meliuk. Warna bunganya bervariasi, mulai dari cokelat tua, merah marun pekat, hingga kombinasi warna kontras seperti kuning cerah dengan bercak gelap. Struktur ini berfungsi secara evolusioner untuk menarik polinator spesifik, seringkali serangga yang memiliki preferensi terhadap bentuk-bentuk non-tradisional.
Sebagian besar anggrek yang dijuluki "Scorpion" adalah anggrek monopodial, artinya mereka tumbuh memanjang secara vertikal dari satu titik pusat, bukan membentuk pseudobulb seperti anggrek simpodial. Mereka umumnya ditemukan di wilayah tropis Asia Tenggara. Anggrek ini bersifat epifit, tumbuh menempel pada pohon di hutan hujan, namun beberapa spesiesnya juga ditemukan sebagai litofit (tumbuh di batu) atau terestrial (tumbuh di tanah).
Untuk pecinta anggrek pemula, penting untuk memahami bahwa merawat anggrek jenis ini memerlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kondisi lingkungan aslinya. Mereka cenderung menyukai kelembaban tinggi, sirkulasi udara yang baik, dan cahaya matahari yang teduh (tidak langsung). Cahaya matahari langsung dapat membakar daun mereka yang relatif tipis.
Memastikan Anggrek Scorpion tumbuh subur memerlukan perhatian khusus pada tiga faktor utama: penyiraman, pencahayaan, dan media tanam.
Anggrek ini memerlukan intensitas cahaya yang terang namun tidak menyengat. Di alam liar, mereka sering terlindungi oleh kanopi pohon yang lebat. Di rumah kaca atau di dalam ruangan, tempatkan mereka di dekat jendela yang menghadap ke timur atau barat, dan pastikan sinar matahari pagi yang lembut dapat mencapainya. Jika daun mulai menguning atau memerah, ini adalah tanda kelebihan cahaya.
Karena sifatnya yang epifit, akarnya membutuhkan udara. Siram secara menyeluruh ketika media tanam hampir kering sepenuhnya. Jangan biarkan media tetap basah kuyup karena ini akan menyebabkan busuk akar. Kelembaban udara ideal adalah di atas 60%. Penggunaan humidifier atau meletakkan pot di atas nampan berisi kerikil dan air dapat membantu menjaga kelembaban sekitar tanaman.
Media tanam harus sangat porous dan cepat kering. Campuran kulit kayu pinus kasar, sekam bakar, dan sedikit arang sering menjadi pilihan utama. Hindari penggunaan tanah biasa. Pemupukan harus dilakukan secara teratur namun dalam dosis rendah. Gunakan pupuk khusus anggrek yang seimbang (misalnya NPK 20-20-20) dengan konsentrasi seperempat dari dosis anjuran, setiap kali menyiram saat masa pertumbuhan aktif.
Mendapatkan Anggrek Scorpion berbunga seringkali menjadi tantangan terbesar bagi para kolektor. Pembungaan sering dipicu oleh perubahan suhu lingkungan yang signifikan antara siang dan malam selama periode tertentu, biasanya pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Beberapa varietas memerlukan periode suhu dingin ringan (namun tidak sampai di bawah 15°C) untuk menginduksi pembentukan tangkai bunga.
Kesabaran adalah kunci utama dalam merawat koleksi anggrek, terutama yang memiliki bentuk bunga seunik Anggrek Scorpion. Ketika bunga eksotis ini akhirnya mekar, ia akan memberikan imbalan visual yang luar biasa, membenarkan seluruh usaha perawatan yang telah dilakukan.