Ilustrasi: Efek Suhu Dingin pada Tubuh
Istilah "angin duduk" mungkin sangat akrab di telinga masyarakat Indonesia. Frasa ini sering digunakan untuk menjelaskan berbagai keluhan kesehatan, mulai dari pegal-pegal, kesemutan, hingga rasa tidak nyaman setelah terpapar udara dingin atau berada di tempat berangin. Namun, secara medis, apa sebenarnya yang dimaksud dengan angin duduk menyebabkan apa, dan benarkah ia adalah penyebab utama penyakit serius?
Dalam bahasa awam, angin duduk merujuk pada kondisi ketika seseorang merasa kembung, perut terasa tidak enak, badan terasa masuk angin, disertai rasa nyeri ringan hingga sedang di area perut, punggung, atau dada bagian samping. Pandangan umum adalah bahwa paparan angin, terutama angin malam atau AC yang terlalu dingin, dapat "masuk" ke dalam tubuh dan menyebabkan gangguan.
Penting untuk ditekankan: secara terminologi medis yang diakui secara internasional, konsep "angin duduk" atau "masuk angin" sebagai sebuah diagnosis penyakit tunggal tidak ada. Kondisi yang digambarkan ini sebenarnya adalah kumpulan gejala umum yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor fisiologis dan lingkungan, yang sebagian besar bersifat ringan dan sementara.
Ketika seseorang mengeluh karena merasa "kena angin duduk", gejala yang dirasakan biasanya berkaitan dengan reaksi tubuh terhadap perubahan suhu atau kondisi pencernaan. Berikut beberapa kondisi medis sebenarnya yang mungkin mendasari gejala yang disalahartikan sebagai angin duduk:
Kekhawatiran terbesar muncul ketika masyarakat mengaitkan angin duduk dengan penyakit serius seperti serangan jantung (angina pektoris). Perlu dilakukan pemisahan tegas di sini.
Angina Pektoris (Nyeri Dada Karena Jantung): Nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit jantung koroner (angina) terasa seperti tekanan berat, sesak, atau rasa diremas di dada, yang sering menjalar ke lengan, leher, atau rahang. Nyeri ini biasanya dipicu oleh aktivitas fisik dan hilang dengan istirahat atau obat nitrat. Angin duduk (dalam artian masuk angin) tidak menyebabkan angina. Namun, jika Anda mengalami nyeri dada hebat, sesak napas, dan gejala penyerta seperti keringat dingin, segera cari bantuan medis darurat karena itu adalah tanda potensi masalah jantung.
Pneumonia atau Radang Paru-paru: Paparan suhu dingin yang ekstrem dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh sementara, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi virus atau bakteri penyebab flu atau pneumonia. Namun, angin atau suhu dingin bukanlah penyebab langsung penyakit ini; ia hanya menjadi faktor risiko jika kekebalan tubuh sudah menurun.
Karena "angin duduk" hanyalah label untuk gejala tidak spesifik, penanganannya berfokus pada meredakan gejala pencernaan, ketegangan otot, dan menjaga kenyamanan tubuh:
Kesimpulannya, meskipun istilah angin duduk menyebabkan sensasi tidak nyaman yang nyata bagi penderitanya, penyebab utamanya hampir selalu bersifat ringan seperti gangguan pencernaan, kram otot akibat suhu, atau kelelahan. Kenali gejala Anda; jika nyeri menetap, sangat hebat, atau disertai sesak napas, jangan tunda konsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.