Memahami sistem penomoran dalam bahasa Arab melibatkan pengenalan konsep mudzakkar (maskulin) dan muannats (feminin). Konsep ini sangat penting ketika kita mulai mengaitkan angka dengan benda atau kata benda yang memiliki jenis kelamin tata bahasa tertentu dalam bahasa Arab. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang umumnya tidak memiliki penanda jenis kelamin pada kata benda, bahasa Arab sangat memperhatikannya.
Secara umum, angka dari 1 hingga 10 memiliki bentuk dasar yang perlu kita ketahui. Namun, dalam penggunaannya, angka-angka ini bisa berubah bentuk tergantung pada jenis kelamin kata benda yang diikutinya.
Angka 1 dan 2 memiliki bentuk yang sedikit berbeda ketika merujuk pada objek mudzakkar atau muannats. Bentuk mudzakkar adalah wāḥid (واحد) dan ithnān (اثنان). Sementara itu, bentuk muannatsnya adalah wāḥidah (واحدة) dan ithnatān (اثنتان).
Contoh Mudzakkar:
رجلٌ واحدٌ (rajulun wāḥidun) - Satu orang laki-laki (kata 'rajul' - laki-laki adalah mudzakkar)
كتابان اثنان (kitābān ithnān) - Dua buku (kata 'kitāb' - buku adalah mudzakkar)
Contoh Muannats:
امرأةٌ واحدةٌ (imra'atun wāḥidah) - Satu orang perempuan (kata 'imra'ah' - perempuan adalah muannats)
سيارتان اثنتان (sayyāratān ithnatān) - Dua mobil (kata 'sayyārah' - mobil adalah muannats)
Penting untuk dicatat bahwa angka 1 dan 2 dalam bentuk mudzakkar seringkali bisa dihilangkan karena sifatnya yang sudah tersirat dari kata benda tunggal atau ganda. Namun, penegasannya menggunakan bentuk muannats lebih umum dilakukan.
Untuk angka 3 hingga 10, aturannya berbalik. Angka tersebut akan mengikuti jenis kelamin kata benda yang dihitung, tetapi bentuk angka itu sendiri akan berlawanan dengan jenis kelamin kata benda tersebut.
Artinya, jika kata benda yang dihitung adalah mudzakkar, maka angka 3-10 akan menggunakan bentuk muannats. Sebaliknya, jika kata benda adalah muannats, maka angka 3-10 akan menggunakan bentuk mudzakkar.
| Angka (Arab) | Angka (Transliterasi) | Mudzakkar (jika dihitung benda mudzakkar) | Muannats (jika dihitung benda muannats) |
|---|---|---|---|
| ثلاثة | thalāthah | ثلاثة | ثلاث |
| أربعة | arba‘ah | أربعة | أربع |
| خمسة | khamsah | خمسة | خمس |
| ستة | sittah | ستة | ست |
| سبعة | sab‘ah | سبعة | سبع |
| ثمانية | thamāniyah | ثمانية | ثمان |
| تسعة | tis‘ah | تسعة | تسع |
| عشرة | ‘asharah | عشرة | عشر |
Contoh Mudzakkar (benda mudzakkar dihitung dengan angka muannats):
ثلاثةُ رجالٍ (thalāthatu rijālin) - Tiga orang laki-laki (kata 'rijāl' - laki-laki adalah mudzakkar, angka 'thalāthah' dalam bentuk muannats)
عشرةُ كتبٍ (ʿasharatu kutubin) - Sepuluh buku (kata 'kutub' - buku adalah mudzakkar, angka 'ʿashar' dalam bentuk muannats)
Contoh Muannats (benda muannats dihitung dengan angka mudzakkar):
ثلاثُ نساءٍ (thalāthu nisā'in) - Tiga orang perempuan (kata 'nisā'' - perempuan adalah muannats, angka 'thalāthah' dalam bentuk mudzakkar)
عشرُ سياراتٍ (ʿasharu sayyārātin) - Sepuluh mobil (kata 'sayyārāt' - mobil adalah muannats, angka 'ʿasharah' dalam bentuk mudzakkar)
Perlu diingat bahwa angka yang digunakan dalam contoh di atas adalah bentuk akhir yang bersambung dengan kata benda yang dihitung. Bentuk angka yang berdiri sendiri (misalnya saat menyebutkan urutan) bisa berbeda.
Untuk angka belasan (11-19) dan puluhan (20, 30, dst.) serta ratusan atau ribuan, aturan mudzakkar dan muannats menjadi lebih sederhana. Angka 11 dan 12 masih mengikuti kaidah seperti angka 1 dan 2, sementara angka 13-19 mengikuti kaidah angka 3-10. Puluhan, ratusan, dan ribuan biasanya tidak terpengaruh oleh jenis kelamin kata benda yang dihitung, mereka memiliki bentuk tunggal yang tetap.
Memahami aturan ini adalah langkah krusial dalam menguasai tata bahasa Arab. Dengan memperhatikan jenis kelamin kata benda dan menerapkan kaidah yang sesuai, komunikasi dalam bahasa Arab akan menjadi lebih akurat dan fasih. Latihan terus-menerus adalah kunci untuk menginternalisasi perbedaan antara mudzakkar dan muannats dalam penggunaan angka.