Angpao, atau yang lebih dikenal sebagai amplop merah, adalah salah satu tradisi paling ikonik dan dinanti-nanti dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Lebih dari sekadar uang tunai yang dibagikan, amplop merah membawa serta makna harapan, keberuntungan, serta doa restu dari yang memberi kepada yang menerima. Meskipun konteks penerimaannya terus berkembang seiring zaman, esensi filosofisnya tetap terjaga kuat.
Ilustrasi amplop merah simbol keberuntungan.
Filosofi Warna dan Simbolisme
Warna merah pada angpao bukanlah pilihan acak. Dalam kebudayaan Tiongkok, merah melambangkan kegembiraan, nasib baik, dan yang terpenting, pengusiran roh jahat atau nasib buruk. Oleh karena itu, pemberian uang dalam amplop merah diharapkan dapat "menyegel" harapan baik dan melindungi penerima dari energi negatif selama setahun ke depan. Uang di dalamnya disebut 'yasui qian' (uang penekan tahun), yang secara harfiah berarti uang yang menghalau nasib buruk.
Jumlah uang di dalam amplop juga memiliki aturan tak tertulis. Angka yang mengandung angka '8' (delapan) sangat diutamakan karena bunyinya mirip dengan kata 'kemakmuran' atau 'kekayaan'. Sebaliknya, angka genap seperti '4' (empat) harus dihindari karena bunyinya mirip dengan kata 'kematian'. Meskipun demikian, pemberian angpao sering kali lebih didasarkan pada hubungan sosial daripada nilai nominal uang semata.
Pergeseran Tradisi di Tengah Modernitas
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan pada cara angpao didistribusikan. Fenomena ini terasa kuat dalam beberapa waktu terakhir, di mana interaksi fisik mulai digantikan oleh kemudahan digital. Pemberian uang secara elektronik melalui aplikasi pesan instan atau dompet digital telah menjadi alternatif populer, terutama bagi mereka yang tinggal berjauhan atau ingin menghindari kerumunan.
Angpao digital, meski praktis, memunculkan perdebatan kecil mengenai esensi tradisi. Sebagian orang merasa kehangatan dan ritual penyerahan amplop fisik hilang. Namun, banyak juga yang menyambut baik karena mempermudah berbagi kebahagiaan tanpa hambatan geografis. Beberapa aplikasi bahkan mendesain tampilan digital amplop mereka agar tetap menggunakan dominasi warna merah dan elemen visual yang mengingatkan pada amplop tradisional.
Etiket Pemberian Angpao
Bagi yang ingin mempraktikkan tradisi ini dengan benar, ada beberapa etiket penting yang perlu diperhatikan. Amplop harus selalu diisi dengan uang baru (bukan uang bekas) sebagai simbol awal yang bersih. Pemberian umumnya dilakukan oleh mereka yang sudah menikah kepada yang belum menikah, atau oleh orang yang lebih tua kepada yang lebih muda dan belum bekerja.
Saat memberikan, amplop harus diserahkan menggunakan kedua tangan, disertai ucapan selamat yang tulus. Penting juga untuk diingat bahwa penerima biasanya tidak diperkenankan membuka amplop di depan pemberi. Tindakan membuka di depan umum dianggap kurang sopan karena dapat mengindikasikan apakah isi amplop tersebut sesuai harapan atau tidak. Tradisi ini mengajarkan kerendahan hati dan rasa terima kasih tanpa memandang jumlah nominal yang diterima.
Terlepas dari bentuknya—apakah itu kertas merah yang elegan atau transfer digital yang cepat—semangat di balik angpao tetap sama: menyebarkan keberuntungan, harapan akan masa depan yang cerah, dan memperkuat ikatan kekeluargaan serta persahabatan di tengah perayaan besar.