Dalam tradisi perayaan Tahun Baru Imlek, amplop merah yang dikenal sebagai angpao (atau hongbao dalam Mandarin) merupakan simbol harapan, keberuntungan, dan restu yang diturunkan dari generasi yang lebih tua kepada yang lebih muda. Namun, ketika amplop ini dikaitkan dengan shio tertentu, seperti "Angpao Tikus," makna dan konteksnya bisa sedikit bergeser, terutama ketika tahun tersebut memasuki Tahun Tikus dalam siklus zodiak Tionghoa.
Angpao Tikus secara harfiah merujuk pada amplop merah yang dibagikan atau diberikan secara khusus selama Tahun Tikus. Shio Tikus (子, Zǐ) adalah shio pertama dalam siklus 12 hewan. Dalam kosmologi Tionghoa, tikus dianggap cerdas, lincah, penuh perhitungan, dan mampu beradaptasi dengan baik—sifat-sifat yang sangat didambakan dalam menjalani satu tahun ke depan. Oleh karena itu, Angpao Tikus sering kali membawa harapan khusus agar penerimanya dapat meniru sifat-sifat positif dari hewan ini.
Pembagian angpao selalu diliputi oleh nuansa positif. Warna merah melambangkan energi positif, perlindungan dari roh jahat, dan kemakmuran. Ketika amplop merah ini dikaitkan dengan shio Tikus, energi kemakmuran tersebut diperkuat dengan harapan akan keberuntungan yang didapat melalui kecerdasan dan strategi yang matang. Tikus, yang secara historis sering dikaitkan dengan kemampuan "mengumpulkan" sumber daya, membuat angpao ini terasa lebih personal dan terfokus pada kesuksesan finansial dan perencanaan jangka panjang.
Bagi mereka yang lahir di bawah naungan shio Tikus, menerima Angpao Tikus bisa menjadi bentuk pengakuan atas karakter mereka. Sementara bagi yang bukan shio Tikus, ini adalah doa agar mereka menjadi lebih bijaksana dan cekatan dalam menghadapi tantangan tahun tersebut. Ini bukanlah praktik universal yang baku, melainkan sering muncul dalam interpretasi budaya kontemporer atau komunitas tertentu yang ingin memberikan sentuhan personal pada tradisi pemberian amplop.
Secara fisik, Angpao Tikus mungkin tidak jauh berbeda dengan angpao pada umumnya—amplop merah dengan dekorasi emas atau motif khas Imlek. Perbedaannya terletak pada konteks pembagian dan makna yang diemban. Angpao biasa dibagikan berdasarkan hierarki (orang tua ke anak, bos ke karyawan), sedangkan angpao yang diberi label spesifik berdasarkan shio bisa jadi memiliki pesan yang lebih terfokus pada peruntungan shio tersebut di tahun bersangkutan.
Beberapa perayaan atau acara khusus mungkin mendesain amplop khusus bergambar Tikus, baik itu desain kartun yang lucu maupun siluet yang elegan, untuk tahun yang bersesuaian dengan shio ini. Desain ini berfungsi sebagai pengingat visual tentang energi shio yang sedang dominan. Meskipun nominal uang di dalamnya tetap penting sebagai representasi doa baik, visualisasi shio tersebut meningkatkan nilai sentimental dan tematik dari pemberian itu sendiri.
Di era modern, di mana budaya Imlek semakin populer dan termodifikasi, konsep spesifik seperti "Angpao Tikus" mencerminkan keinginan untuk mengintegrasikan astrologi zodiak Tionghoa secara lebih mendalam ke dalam ritual perayaan. Hal ini menciptakan lebih banyak variasi dan peluang untuk personalisasi dalam sebuah tradisi yang telah berusia ribuan tahun.
Pada akhirnya, baik itu angpao biasa maupun Angpao Tikus, esensi utamanya tetap sama: amplop merah berisi uang tunai adalah pembawa harapan baik, doa untuk kesehatan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Sentuhan elemen shio hanya menambahkan lapisan narasi yang relevan dengan periode waktu perayaan tersebut, mengajak semua orang untuk menyambut tahun baru dengan semangat kecerdikan dan kelincahan layaknya si Tikus yang cerdik. Ini adalah cara budaya merayakan siklus kosmik dengan sentuhan kehangatan kekeluargaan.
Tradisi ini terus hidup dan beradaptasi, memastikan bahwa setiap pemberian angpao, apapun labelnya, selalu membawa semangat optimisme menyambut hari esok yang lebih cerah.