Hari Arafah adalah salah satu momen paling mulia dalam kalender Hijriah bagi umat Islam di seluruh dunia. Momen ini merupakan puncak dari ibadah haji dan memiliki keutamaan luar biasa bagi mereka yang melaksanakannya, bahkan bagi yang tidak sedang menunaikan ibadah haji sekalipun. Pertanyaan yang sering muncul menjelang bulan Zulhijah adalah: berapa hari lagi puasa Arafah? Memahami penentuan tanggal puasa Arafah sangat penting agar kita tidak melewatkan kesempatan emas ini.
Menentukan Hari Arafah: Kapan Itu?
Puasa Arafah jatuh pada tanggal 9 bulan Zulhijah. Tanggal ini berdasarkan pada penanggalan kalender Hijriah yang notabene menggunakan peredaran bulan. Oleh karena itu, penetapan 1 Zulhijah selalu bergantung pada hasil rukyatul hilal (pengamatan hilal) atau metode hisab yang disepakati oleh otoritas keagamaan di suatu negara, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau Kementerian Agama. Perbedaan waktu penentuan awal Zulhijah ini terkadang menyebabkan perbedaan penetapan Hari Arafah antara negara yang satu dengan negara lainnya, meskipun perbedaannya biasanya tidak signifikan.
Untuk mengetahui secara pasti berapa hari lagi puasa Arafah, kita perlu memantau pengumuman resmi dari pemerintah atau lembaga keagamaan terkait. Biasanya, pengumuman ini dikeluarkan setelah Sidang Isbat penetapan awal Zulhijah yang diselenggarakan pada akhir bulan Zulkaidah. Anda dapat dengan mudah menemukan informasi ini melalui situs web resmi lembaga terkait, berita di televisi atau radio, serta media sosial.
(Perkiraan tanggal Arafah biasanya jatuh pada sehari sebelum Idul Adha)
Keutamaan Puasa Arafah
Mengapa puasa Arafah begitu istimewa? Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: "Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang." (HR. Muslim). Keutamaan ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk mengamalkan puasa sunnah ini. Dosa yang dihapus adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa besar yang memerlukan taubat nasuha (taubat sungguh-sungguh).
Selain itu, pada hari Arafah, Allah SWT menurunkan rahmat dan ampunan-Nya dengan lebih luas kepada hamba-Nya. Diceritakan bahwa Allah SWT akan berbangga hati kepada para malaikat dengan para hamba-Nya yang sedang berwukuf di Arafah, dan juga kepada hamba-Nya yang berpuasa di hari Arafah. Ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah puasa Arafah di sisi Allah.
Siapa yang Dianjurkan Berpuasa Arafah?
Keutamaan puasa Arafah berlaku bagi seluruh umat Islam yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji. Bagi para jamaah haji yang sedang menunaikan wukuf di Arafah, mereka tidak dianjurkan untuk berpuasa. Tujuannya adalah agar jamaah haji memiliki kekuatan fisik yang optimal untuk melaksanakan rukun haji terpenting tersebut. Sebaliknya, bagi umat Islam yang tidak berada di Tanah Suci atau tidak sedang berhaji, puasa Arafah sangat dianjurkan.
Tips Menghadapi Puasa Arafah
Untuk memaksimalkan manfaat dari puasa Arafah, ada beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
- Niatkan Karena Allah: Pastikan niat berpuasa murni karena mengharap ridha Allah SWT.
- Persiapan Sahur: Konsumsi makanan bergizi saat sahur agar energi terjaga sepanjang hari. Hindari makanan yang terlalu manis atau terlalu asin.
- Jaga Lisan dan Perbuatan: Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.
- Perbanyak Doa dan Zikir: Hari Arafah adalah waktu mustajabnya doa. Manfaatkan waktu ini untuk berdoa dan berzikir, memohon ampunan, dan memanjatkan hajat kepada Allah.
- Perbanyak Baca Al-Qur'an: Jadikan puasa Arafah sebagai momentum untuk lebih dekat dengan kitab suci Al-Qur'an.
- Tingkatkan Ibadah Lain: Selain puasa, sempatkan diri untuk melakukan shalat sunnah, bersedekah, dan berbuat kebaikan lainnya.
Mengetahui berapa hari lagi puasa Arafah adalah langkah awal untuk mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik. Mari manfaatkan momen berharga ini untuk meraih ampunan dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.