Menghitung hari weton adalah salah satu tradisi yang masih lekat di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Weton merupakan gabungan dari hari lahir dalam kalender Masehi dan pasaran Jawa. Kepercayaan terhadap weton seringkali dikaitkan dengan penentuan nasib, kecocokan jodoh, bahkan pemilihan waktu yang baik untuk berbagai kegiatan penting.
Bagi sebagian orang, menghitung weton mungkin terasa rumit. Namun, sebenarnya cara menghitungnya cukup sederhana jika kita memahami prinsip dasarnya. Artikel ini akan memandu Anda langkah demi langkah untuk menghitung hari weton Anda sendiri.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk mengetahui dua komponen utama dalam perhitungan weton:
Setiap hari dalam siklus pasaran Jawa ini berulang setiap lima hari. Jadi, jika hari ini adalah Senin Pon, maka lima hari ke depan akan kembali bertemu hari Pon, namun dengan hari Masehi yang berbeda.
Setiap hari dan pasaran memiliki nilai angka (primbon) yang digunakan dalam perhitungan. Nilai-nilai ini adalah kunci untuk menemukan hasil akhir weton Anda.
| Hari Masehi | Nilai Angka |
|---|---|
| Minggu | 5 |
| Senin | 4 |
| Selasa | 3 |
| Rabu | 2 |
| Kamis | 1 |
| Jumat | 6 |
| Sabtu | 7 |
| Pasaran Jawa | Nilai Angka |
|---|---|
| Pon | 7 |
| Wage | 4 |
| Kliwon | 8 |
| Legi | 5 |
| Pahing | 9 |
Menghitung weton sebenarnya adalah menjumlahkan nilai angka dari hari Masehi dan nilai angka dari pasaran Jawa kelahiran Anda.
Misalkan seseorang lahir pada hari Senin dan wetonnya adalah Wage.
Maka, weton orang tersebut adalah Senin Wage dengan neptu 8.
Contoh lain: Seseorang lahir pada hari Sabtu Kliwon.
Jadi, wetonnya adalah Sabtu Kliwon dengan neptu 15.
Perhitungan weton ini seringkali menjadi dasar untuk berbagai interpretasi, seperti:
Meskipun ilmu perhitungan weton ini berasal dari tradisi dan kepercayaan kuno, banyak orang masih menggunakannya sebagai panduan. Dengan memahami cara menghitungnya, Anda dapat lebih mudah berinteraksi dengan tradisi ini atau sekadar menambah pengetahuan budaya Anda.