Angina pektoris, atau sering disebut angina, adalah gejala nyeri dada yang timbul akibat suplai oksigen ke otot jantung tidak mencukupi (iskemia miokard). Kondisi ini sering menjadi alarm penting bahwa ada masalah mendasar pada pembuluh darah koroner. Walaupun angina bukanlah penyakit itu sendiri, ia adalah manifestasi dari penyakit jantung koroner (PJK). Mencegahnya berarti mengurangi risiko serangan jantung di masa depan.
Pencegahan yang efektif berfokus pada modifikasi gaya hidup dan pengelolaan faktor risiko utama. Dengan langkah proaktif, Anda dapat menjaga arteri tetap elastis dan aliran darah lancar.
1. Mengelola Pola Makan Sehat Jantung
Diet memainkan peran fundamental dalam mengontrol berat badan, kolesterol, dan tekanan darah, tiga pilar utama pencegahan PJK dan angina.
- Batasi Lemak Jenuh dan Trans: Kurangi konsumsi daging berlemak, produk susu penuh lemak, dan makanan olahan yang mengandung lemak trans. Lemak ini meningkatkan kolesterol LDL (jahat).
- Tingkatkan Asupan Serat: Makan banyak buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Serat membantu menurunkan kolesterol dan menjaga gula darah stabil.
- Pilih Lemak Baik: Konsumsi asam lemak tak jenuh tunggal dan ganda, seperti yang ditemukan pada alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan berlemak (salmon, makarel) yang kaya Omega-3.
- Kurangi Garam (Natrium): Asupan natrium berlebihan berkontribusi pada tekanan darah tinggi (hipertensi). Batasi makanan kalengan, makanan cepat saji, dan makanan olahan.
2. Rutinitas Aktivitas Fisik yang Teratur
Olahraga teratur memperkuat jantung, meningkatkan sirkulasi darah, membantu mengontrol berat badan, dan menurunkan tekanan darah. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai intensitas yang aman, terutama jika Anda sudah pernah mengalami gejala angina.
- Latihan Aerobik: Targetkan minimal 150 menit aktivitas intensitas sedang per minggu (seperti jalan cepat, jogging ringan, bersepeda, atau berenang).
- Pemanasan dan Pendinginan: Selalu mulai dengan pemanasan lembut dan akhiri dengan pendinginan untuk memberi waktu bagi sistem kardiovaskular Anda beradaptasi.
- Hindari Olahraga Berat Mendadak: Hindari aktivitas yang menuntut tenaga berlebihan secara tiba-tiba, terutama dalam cuaca yang sangat dingin atau panas, karena dapat memicu nyeri dada pada individu yang rentan.
3. Mengendalikan Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan, terutama obesitas sentral (lemak di sekitar perut), memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Menurunkan bahkan sedikit berat badan dapat mengurangi beban kerja jantung secara signifikan.
Perhatikan Indeks Massa Tubuh (IMT) Anda dan usahakan mempertahankan lingkar pinggang yang sehat sesuai anjuran medis.
4. Berhenti Merokok Tanpa Kompromi
Merokok adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk penyakit jantung koroner. Nikotin menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan merusak lapisan endotel arteri secara permanen, mempercepat pembentukan plak aterosklerosis.
Berhenti merokok segera adalah langkah tunggal paling penting yang dapat Anda ambil untuk mencegah angina dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
5. Manajemen Stres dan Kesehatan Mental
Stres kronis dapat meningkatkan hormon yang memicu peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, yang pada gilirannya meningkatkan kebutuhan oksigen otot jantung. Jika pasokan darah terbatas, stres dapat memicu episode angina.
- Teknik Relaksasi: Praktikkan yoga, meditasi, pernapasan dalam, atau luangkan waktu untuk hobi yang menenangkan.
- Tidur Cukup: Pastikan tidur malam berkualitas antara 7 hingga 9 jam untuk pemulihan tubuh yang optimal.
6. Pengelolaan Kondisi Medis Kronis
Angina hampir selalu terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya yang perlu dikelola secara ketat:
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Jaga tekanan darah di bawah target yang ditetapkan dokter Anda (umumnya di bawah 130/80 mmHg).
- Diabetes Melitus: Kontrol gula darah sangat vital. Gula darah tinggi merusak dinding pembuluh darah, mempercepat aterosklerosis.
- Kolesterol Tinggi: Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai penggunaan obat penurun kolesterol (seperti statin) jika perubahan gaya hidup tidak cukup menurunkan kadar LDL.
Artikel ini bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis profesional.