Anggaran bahan baku merupakan salah satu komponen krusial dalam perencanaan keuangan perusahaan manufaktur. Keakuratan anggaran ini sangat menentukan efisiensi biaya produksi, kelancaran operasional, dan profitabilitas keseluruhan. Penyusunan anggaran bahan baku yang efektif memerlukan pemahaman mendalam mengenai kebutuhan produksi, harga pasar, dan kebijakan persediaan perusahaan.
Bahan baku sering kali menyumbang porsi biaya terbesar dalam struktur biaya produk. Anggaran yang salah dapat menyebabkan dua risiko utama:
Proses penyusunan anggaran yang terstruktur biasanya mengikuti langkah-langkah logis berikut:
Langkah awal adalah menentukan berapa unit produk jadi yang direncanakan untuk diproduksi. Data ini didapatkan dari Anggaran Produksi. Setiap unit produk jadi memerlukan jumlah bahan baku tertentu (standard usage).
Rumus Dasar Kebutuhan Bahan Baku:
$\text{Total Kebutuhan Bahan Baku} = (\text{Unit Produk Jadi} \times \text{Standar Pemakaian Bahan per Unit}) + \text{Persediaan Akhir yang Diinginkan}$
Perusahaan harus menetapkan target persediaan akhir yang aman untuk menghindari hambatan produksi. Persediaan awal di periode berikutnya sama dengan persediaan akhir periode sebelumnya.
Rumus Pembelian Bahan Baku yang Dianggarkan:
$\text{Pembelian Bahan Baku} = \text{Total Kebutuhan Bahan Baku} - \text{Persediaan Awal Bahan Baku}$
Setelah mengetahui volume bahan baku yang harus dibeli, langkah selanjutnya adalah menentukan harga per unit bahan baku tersebut. Harga ini biasanya didasarkan pada estimasi harga beli dari pemasok, termasuk biaya angkut (freight-in) dan biaya lain yang terkait langsung dengan perolehan bahan.
Ini adalah output akhir dari proses perencanaan. Biaya total dihitung dengan mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan harga estimasi per unit.
Rumus Anggaran Biaya:
$\text{Anggaran Biaya Bahan Baku} = \text{Jumlah Bahan Baku yang Dibeli} \times \text{Harga Pokok Pembelian per Unit}$
PT Maju Sejahtera memproduksi meja kayu. Setiap meja membutuhkan 5 papan kayu kualitas A. Perusahaan merencanakan produksi 2.000 meja di bulan depan. Persediaan awal papan kayu adalah 500 unit, dan perusahaan ingin mempertahankan persediaan akhir sebanyak 700 unit. Harga estimasi per papan kayu adalah Rp 25.000.
| Deskripsi | Satuan | Kuantitas | Harga (Rp) | Total Biaya (Rp) |
|---|---|---|---|---|
| Kebutuhan Produksi | Papan Kayu | 10.000 | - | - |
| Persediaan Akhir yang Diharapkan | Papan Kayu | 700 | - | - |
| Total Kebutuhan | Papan Kayu | 10.700 | - | - |
| Persediaan Awal | Papan Kayu | (500) | - | - |
| Rencana Pembelian | Papan Kayu | 10.200 | 25.000 | 255.000.000 |
Anggaran bahan baku harus bersifat fleksibel. Beberapa variabel eksternal dan internal yang harus dimonitor secara ketat meliputi:
Penyusunan anggaran bahan baku yang terperinci dan berbasis data adalah fondasi bagi pengendalian biaya produksi. Dengan mengikuti langkah-langkah sistematis ini, perusahaan dapat meminimalkan pemborosan sambil memastikan kelancaran rantai pasokannya.