Biaya Overhead Pabrik (BOP), atau sering disebut Factory Overhead, adalah semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pengelolaan dan penganggaran BOP merupakan langkah krusial dalam menentukan total biaya produksi yang akurat serta harga jual produk yang kompetitif. Anggaran BOP memastikan bahwa perusahaan dapat mengantisipasi pengeluaran tidak langsung ini, sehingga likuiditas dan profitabilitas terjaga. Penyusunan yang baik memerlukan klasifikasi yang jelas antara biaya tetap dan biaya variabel.
Tujuan utama penyusunan anggaran BOP adalah untuk:
Penyusunan anggaran BOP yang efektif mengikuti langkah-langkah sistematis. Berikut adalah contoh urutan logis dalam menyusun estimasi biaya ini:
Misalnya, PT Manufaktur Jaya merencanakan produksi sebanyak 10.000 unit barang jadi bulan depan. Berikut adalah ringkasan contoh penyusunan anggaran BOP mereka:
| Kategori Biaya | Sifat Biaya | Dasar Estimasi | Jumlah (Rp) |
|---|---|---|---|
| Depresiasi Gedung & Mesin | Tetap | Metode Garis Lurus Tahunan | 15.000.000 |
| Asuransi Pabrik | Tetap | Premi Dibayar Dimuka | 1.500.000 |
| Gaji Supervisor dan Satpam | Tetap | Daftar Gaji Tetap | 22.000.000 |
| Bahan Pembantu Tidak Langsung | Variabel | Rp500 per unit produksi | 5.000.000 |
| Listrik dan Air (Pemakaian Umum) | Campuran (Sebagian Tetap) | Estimasi Historis + Variabel Jam Mesin | 8.500.000 |
| Perbaikan dan Pemeliharaan | Semi-Variabel | Alokasi Dana Rutin | 4.000.000 |
| TOTAL ANGGARAN BOP BULANAN | 56.000.000 | ||
Dari tabel di atas, total BOP yang dianggarkan adalah Rp56.000.000. Langkah selanjutnya adalah menentukan tarif pembebanan (misalnya, menggunakan jam mesin atau jam tenaga kerja langsung) berdasarkan total BOP ini untuk dibebankan ke produk yang diproduksi.
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik yang cermat memiliki dampak signifikan terhadap akurasi biaya produk. Jika BOP diremehkan, produk akan dibebani biaya terlalu rendah (under-applied), yang dapat menyebabkan kerugian tanpa disadari karena marjin keuntungan yang dibukukan tidak mencerminkan realitas pengeluaran pabrik. Sebaliknya, jika BOP terlalu tinggi (over-applied), harga jual bisa menjadi tidak kompetitif.
Manajemen harus secara berkala membandingkan BOP aktual dengan BOP yang dianggarkan. Varians yang signifikan memerlukan investigasi segera untuk mengidentifikasi inefisiensi, baik dalam konsumsi bahan penolong, biaya jasa utilitas, maupun pemanfaatan kapasitas mesin. Anggaran BOP yang detail adalah fondasi untuk efisiensi operasional pabrik jangka panjang.