Contoh Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Proses Perhitungan BOP Ilustrasi Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Pengantar Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya Overhead Pabrik (BOP), atau sering disebut Factory Overhead, adalah semua biaya produksi selain dari bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Pengelolaan dan penganggaran BOP merupakan langkah krusial dalam menentukan total biaya produksi yang akurat serta harga jual produk yang kompetitif. Anggaran BOP memastikan bahwa perusahaan dapat mengantisipasi pengeluaran tidak langsung ini, sehingga likuiditas dan profitabilitas terjaga. Penyusunan yang baik memerlukan klasifikasi yang jelas antara biaya tetap dan biaya variabel.

Tujuan utama penyusunan anggaran BOP adalah untuk:

Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran BOP

Penyusunan anggaran BOP yang efektif mengikuti langkah-langkah sistematis. Berikut adalah contoh urutan logis dalam menyusun estimasi biaya ini:

  1. Identifikasi Jenis-Jenis Biaya: Klasifikasikan semua item BOP menjadi biaya tetap (seperti sewa pabrik, asuransi mesin) dan biaya variabel (seperti listrik pemakaian mesin, bahan pembantu tidak langsung).
  2. Perkiraan Aktivitas Dasar: Tentukan dasar penentuan tarif, misalnya jam mesin atau jam tenaga kerja langsung. Anggaran BOP sangat dipengaruhi oleh volume produksi yang dianggarkan.
  3. Estimasi Biaya Tetap: Karena biaya ini relatif stabil meskipun volume produksi berubah, estimasinya cenderung lebih mudah, biasanya berdasarkan kontrak atau tarif tahunan yang dibagi per bulan.
  4. Estimasi Biaya Variabel: Biaya ini dihitung berdasarkan perkiraan tingkat aktivitas. Misalnya, jika listrik per jam mesin adalah Rp500 dan dianggarkan 1.000 jam mesin, maka total anggaran listrik adalah Rp500.000.
  5. Total dan Finalisasi Anggaran: Jumlahkan seluruh estimasi biaya tetap dan variabel untuk mendapatkan total BOP yang dianggarkan untuk periode tersebut.

Contoh Rencana Anggaran Biaya Overhead Pabrik (Bulanan)

Misalnya, PT Manufaktur Jaya merencanakan produksi sebanyak 10.000 unit barang jadi bulan depan. Berikut adalah ringkasan contoh penyusunan anggaran BOP mereka:

Kategori Biaya Sifat Biaya Dasar Estimasi Jumlah (Rp)
Depresiasi Gedung & Mesin Tetap Metode Garis Lurus Tahunan 15.000.000
Asuransi Pabrik Tetap Premi Dibayar Dimuka 1.500.000
Gaji Supervisor dan Satpam Tetap Daftar Gaji Tetap 22.000.000
Bahan Pembantu Tidak Langsung Variabel Rp500 per unit produksi 5.000.000
Listrik dan Air (Pemakaian Umum) Campuran (Sebagian Tetap) Estimasi Historis + Variabel Jam Mesin 8.500.000
Perbaikan dan Pemeliharaan Semi-Variabel Alokasi Dana Rutin 4.000.000
TOTAL ANGGARAN BOP BULANAN 56.000.000

Dari tabel di atas, total BOP yang dianggarkan adalah Rp56.000.000. Langkah selanjutnya adalah menentukan tarif pembebanan (misalnya, menggunakan jam mesin atau jam tenaga kerja langsung) berdasarkan total BOP ini untuk dibebankan ke produk yang diproduksi.

Implikasi Anggaran yang Akurat

Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik yang cermat memiliki dampak signifikan terhadap akurasi biaya produk. Jika BOP diremehkan, produk akan dibebani biaya terlalu rendah (under-applied), yang dapat menyebabkan kerugian tanpa disadari karena marjin keuntungan yang dibukukan tidak mencerminkan realitas pengeluaran pabrik. Sebaliknya, jika BOP terlalu tinggi (over-applied), harga jual bisa menjadi tidak kompetitif.

Manajemen harus secara berkala membandingkan BOP aktual dengan BOP yang dianggarkan. Varians yang signifikan memerlukan investigasi segera untuk mengidentifikasi inefisiensi, baik dalam konsumsi bahan penolong, biaya jasa utilitas, maupun pemanfaatan kapasitas mesin. Anggaran BOP yang detail adalah fondasi untuk efisiensi operasional pabrik jangka panjang.

🏠 Homepage