Penyusunan anggaran perusahaan adalah fondasi utama bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Anggaran berfungsi sebagai peta jalan finansial, mengalokasikan sumber daya secara bijak, dan memproyeksikan kinerja di masa depan. Tanpa anggaran yang terstruktur, perusahaan rentan terhadap pemborosan dan ketidakpastian arus kas.
Apa itu Anggaran Perusahaan? Anggaran adalah rencana keuangan terperinci yang mengestimasi pendapatan dan pengeluaran yang diharapkan untuk periode waktu tertentu, biasanya satu tahun fiskal.
Langkah-Langkah Kunci dalam Penyusunan Anggaran
Proses pembuatan anggaran yang baik memerlukan pendekatan yang sistematis. Berikut adalah tahapan umum yang biasa diterapkan dalam penyusunan anggaran operasional perusahaan:
- Penetapan Tujuan dan Asumsi Dasar: Sebelum menghitung angka, manajemen harus menentukan tujuan strategis perusahaan untuk periode mendatang (misalnya, pertumbuhan penjualan 15% atau penurunan biaya 5%). Asumsi ini mencakup proyeksi inflasi, harga bahan baku, dan kondisi pasar.
- Perkiraan Penjualan (Sales Budget): Ini adalah anggaran paling krusial karena menentukan kapasitas produksi dan pendapatan. Perkiraan harus didasarkan pada data historis, tren pasar, dan rencana pemasaran yang agresif namun realistis.
- Anggaran Biaya Produksi/Operasi: Berdasarkan perkiraan penjualan, disusunlah kebutuhan akan bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Ini harus mencakup biaya variabel dan biaya tetap.
- Anggaran Pembelian (Purchasing Budget): Menentukan berapa banyak bahan baku yang harus dibeli, disesuaikan dengan tingkat persediaan yang diinginkan (persediaan awal minus persediaan akhir yang diinginkan).
- Anggaran Biaya Non-Produksi: Meliputi biaya penjualan (komisi, iklan) dan biaya administrasi (gaji staf kantor, sewa, utilitas).
- Penyusunan Laporan Keuangan Proforma: Menggabungkan semua anggaran di atas untuk menghasilkan Laporan Laba Rugi Proforma dan Neraca Proforma. Ini menunjukkan proyeksi laba bersih dan posisi keuangan perusahaan.
- Peninjauan dan Persetujuan (Review and Approval): Anggaran yang telah disusun harus ditinjau oleh departemen terkait dan akhirnya disetujui oleh dewan direksi atau manajemen puncak. Fleksibilitas untuk revisi sangat penting pada tahap ini.
Contoh Komponen Utama Anggaran Biaya
Dalam prakteknya, sebuah perusahaan manufaktur menengah akan memecah anggaran mereka menjadi beberapa bagian spesifik. Anggaran biaya ini harus dijabarkan secara detail untuk meminimalisir kebocoran dana.
1. Anggaran Biaya Bahan Baku Langsung
- Kebutuhan Bahan Baku (berdasarkan unit produksi yang dianggarkan)
- Harga beli per unit yang diasumsikan
- Biaya angkut dan penyimpanan
- Penyesuaian terhadap rencana persediaan akhir.
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL)
Ini melibatkan perhitungan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi volume output yang direncanakan dan mengalikannya dengan tarif upah per jam yang disepakati.
3. Anggaran Overhead Pabrik (Beban Tidak Langsung)
Beban ini sering dibagi menjadi dua kategori untuk memudahkan pengontrolan:
- Overhead Tetap: Depresiasi mesin, asuransi pabrik, dan gaji supervisor (tidak berubah meski volume produksi naik/turun dalam batas tertentu).
- Overhead Variabel: Biaya listrik pabrik, pelumas mesin (berubah proporsional dengan aktivitas produksi).
Pengendalian Anggaran: Membandingkan Rencana dan Realisasi
Anggaran hanyalah dokumen perencanaan jika tidak diikuti dengan pengendalian yang ketat. Proses pengendalian melibatkan perbandingan rutin antara hasil aktual (realisasi) dengan angka yang telah dianggarkan.
Analisis Varians: Perbedaan antara anggaran dan realisasi disebut varians. Varians yang signifikan harus diinvestigasi. Varians yang menguntungkan (favorable) menunjukkan efisiensi yang lebih baik, sementara varians yang tidak menguntungkan (unfavorable) memerlukan tindakan korektif segera.
Misalnya, jika biaya tenaga kerja langsung (TKL) aktual lebih tinggi dari yang dianggarkan, manajemen perlu meninjau apakah hal itu disebabkan oleh: a) Kenaikan tarif upah yang tidak terduga, atau b) Ketidakefisienan tenaga kerja (membutuhkan waktu lebih lama dari estimasi).
Penyusunan anggaran yang baik memastikan bahwa setiap departemen memiliki target yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini mendorong disiplin finansial di seluruh organisasi dan menjadi alat manajemen yang kuat untuk mengarahkan perusahaan menuju profitabilitas jangka panjang.