Dalam dunia penelitian akademis, skripsi kualitatif dikenal dengan kedalaman analisis dan fokus pada pemahaman fenomena dari perspektif partisipan. Namun, tak jarang peneliti kualitatif juga mengintegrasikan metode kuantitatif, seperti penggunaan angket, untuk melengkapi data dan memberikan gambaran yang lebih komprehensif. Artikel ini akan membahas contoh skripsi kualitatif menggunakan angket, serta bagaimana keduanya dapat bersinergi secara efektif.
Memahami Kualitatif dan Peran Angket
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menggali makna, interpretasi, dan pengalaman mendalam dari subjek penelitian. Metode utamanya seringkali melibatkan wawancara mendalam, observasi partisipan, dan analisis dokumen. Angket, di sisi lain, biasanya diasosiasikan dengan penelitian kuantitatif yang berfokus pada pengukuran dan generalisasi data numerik.
Namun, integrasi angket dalam studi kualitatif bukan berarti mengubahnya menjadi kuantitatif. Angket dalam konteks ini dapat berfungsi sebagai:
- Instrumen penjajakan awal: Untuk mengidentifikasi karakteristik umum responden sebelum dilakukannya wawancara mendalam.
- Pengayaan data deskriptif: Memberikan gambaran kuantitatif singkat mengenai preferensi, frekuensi, atau persepsi awal yang kemudian akan dieksplorasi lebih dalam secara kualitatif.
- Validasi awal: Mengkonfirmasi temuan awal dari wawancara dengan memberikan pertanyaan yang sama dalam format tertulis kepada sampel yang lebih luas (jika memungkinkan).
- Alat pemetaan demografis: Mengumpulkan informasi demografis responden yang relevan dengan isu penelitian.
Contoh Struktur Skripsi Kualitatif dengan Angket
Sebuah skripsi kualitatif yang mengintegrasikan angket biasanya akan menampilkan struktur sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Bagian ini akan memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Penting untuk dijelaskan sejak awal bahwa penelitian ini bersifat kualitatif namun akan menggunakan angket sebagai salah satu alat pengumpulan data pendukung.
Bab II: Tinjauan Pustaka
Menguraikan teori-teori relevan dan penelitian terdahulu. Jika ada penelitian kuantitatif yang mendahului atau menjadi dasar, ini akan dijelaskan di sini.
Bab III: Metodologi Penelitian
Ini adalah bab kunci di mana integrasi metode dijelaskan secara rinci:
- Pendekatan Penelitian: Menyatakan dengan jelas bahwa ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, fenomenologi, grounded theory, atau lainnya.
- Jenis Data: Data primer (dari wawancara, observasi, dan angket) dan data sekunder.
- Sumber Data: Subjek atau informan penelitian.
- Teknik Pengumpulan Data:
- Wawancara Mendalam: Jelaskan bagaimana wawancara dilakukan, panduan wawancara, dan durasi.
- Observasi: Jelaskan jenis observasi (partisipan/non-partisipan) dan fokus pengamatan.
- Angket: Jelaskan tujuan penggunaan angket, bagaimana angket dirancang (misalnya, menggunakan skala Likert, pilihan ganda, atau pertanyaan terbuka singkat), distribusi angket, dan siapa yang menjadi responden angket (jika berbeda dengan informan wawancara). Sebutkan pula bahwa analisis angket akan bersifat deskriptif sederhana dan tidak untuk generalisasi statistik yang mendalam.
- Teknik Analisis Data: Jelaskan bagaimana data dari setiap metode akan dianalisis (misalnya, analisis tematik untuk wawancara, analisis deskriptif sederhana untuk angket).
Implementasi Angket dalam Studi Kualitatif
Misalkan penelitian berjudul "Pengalaman Mahasiswa dalam Mengadaptasi Pembelajaran Daring: Studi Kasus di Universitas X".
Metode wawancara mendalam akan dilakukan kepada sejumlah mahasiswa terpilih untuk menggali pengalaman mereka secara mendalam. Namun, sebelum wawancara, peneliti dapat mendistribusikan angket singkat kepada populasi mahasiswa yang lebih luas (atau sampel yang lebih besar) yang bertujuan untuk:
"Mengidentifikasi tingkat kenyamanan awal mahasiswa terhadap platform pembelajaran daring, kesulitan umum yang dihadapi, dan preferensi media pembelajaran yang paling disukai. Hasil angket ini akan menjadi dasar untuk mengelompokkan responden wawancara dan memfokuskan pertanyaan-pertanyaan yang lebih spesifik pada isu-isu yang paling relevan."
Contoh pertanyaan angket bisa meliputi:
- Seberapa nyaman Anda menggunakan platform [nama platform] untuk perkuliahan daring? (Skala 1-5)
- Faktor apa yang paling mempengaruhi motivasi belajar Anda saat daring? (Pilihan ganda: dosen, materi, teman, fasilitas, dll.)
- Apakah Anda mengalami kesulitan teknis dalam mengikuti perkuliahan daring? (Ya/Tidak, jika Ya, sebutkan secara singkat)
Data dari angket ini kemudian dianalisis secara deskriptif. Misalnya, dapat dilaporkan bahwa 70% mahasiswa merasa cukup nyaman, 40% mengalami kesulitan teknis, dan faktor 'materi perkuliahan' menjadi jawaban paling dominan terkait motivasi belajar. Temuan ini kemudian menjadi pijakan awal untuk wawancara mendalam. Peneliti dapat menanyakan kepada informan wawancara mengapa mereka merasa nyaman/tidak nyaman, apa saja kesulitan teknis spesifik yang dialami, dan bagaimana mereka memandang materi perkuliahan dalam konteks pembelajaran daring.
Keunggulan Integrasi Metode
Menggabungkan angket dalam skripsi kualitatif memberikan beberapa keunggulan:
- Validitas Ekologis yang Lebih Luas: Memberikan gambaran umum yang lebih luas dari populasi atau sampel yang lebih besar dibandingkan hanya mengandalkan data wawancara dari segelintir informan.
- Fokus Penelitian yang Tajam: Membantu mengarahkan pertanyaan wawancara agar lebih relevan dan mendalam berdasarkan persepsi awal dari angket.
- Data Komplementer: Menghasilkan data yang saling melengkapi, di mana data kuantitatif sederhana dari angket memberikan konteks untuk analisis kualitatif yang kaya.
- Menunjukkan Keahlian Metode Campuran (Mixed Methods): Meskipun fokus utamanya kualitatif, kemampuan mengintegrasikan berbagai metode menunjukkan kedalaman pemahaman metodologis peneliti.
Kesimpulan
Contoh skripsi kualitatif menggunakan angket menunjukkan bahwa metodologi penelitian tidak selalu harus bersifat eksklusif. Dengan perencanaan yang matang dan pemahaman yang jelas mengenai peran masing-masing instrumen, angket dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk memperkaya dan memperkuat temuan penelitian kualitatif, memberikan perspektif yang lebih utuh tanpa mengorbankan kedalaman analisis yang menjadi ciri khas penelitian kualitatif.