Amplas, atau yang sering disebut kertas abrasif, adalah alat fundamental dalam berbagai pekerjaan finishing, mulai dari pertukangan kayu, pengecatan logam, hingga penghalusan permukaan keramik. Fungsi utamanya adalah menghilangkan material secara bertahap untuk meratakan, membersihkan karat, menghilangkan cat lama, atau mempersiapkan permukaan sebelum diaplikasikan lapisan baru.
Keberhasilan sebuah proyek seringkali bergantung pada pemilihan jenis amplas yang tepat. Tidak semua amplas diciptakan sama; mereka berbeda dalam komposisi bahan abrasif, tingkat kekasaran (grit), dan backing (alas) yang digunakan. Memahami jenis jenis amplas sangat krusial untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan tanpa merusak material dasar.
Kekasaran amplas ditentukan oleh angka "grit". Angka ini menunjukkan jumlah partikel abrasif per inci persegi. Prinsip dasarnya sederhana: semakin kecil angkanya, semakin kasar amplasnya (efektif untuk pengerjaan berat), dan semakin besar angkanya, semakin halus amplasnya (efektif untuk poles akhir).
Bahan yang digunakan sebagai mata amplas sangat bervariasi, tergantung pada material apa yang akan dikerjakan. Berikut adalah beberapa jenis bahan abrasif yang paling umum ditemukan pada berbagai jenis amplas:
| Bahan Abrasif | Karakteristik Utama | Penggunaan Terbaik |
|---|---|---|
| Alumunium Oksida (Aluminum Oxide) | Serbaguna, tahan lama, kemampuan memotong yang baik. | Kayu (paling umum), logam besi, baja. |
| Silicon Carbide (Silikon Karbida) | Sangat tajam, cepat aus tetapi memberikan hasil akhir yang sangat halus. | Finishing akhir, kayu keras, batu, kaca, pengamplasan basah (wet sanding). |
| Garnet | Kasar, tajam di awal pemakaian, cepat tumpul. | Pengamplasan kayu tahap awal dan kasar. |
| Ceramic Alumina | Sangat kuat dan cepat memotong, mampu membersihkan diri sendiri. | Pengampelasan berat pada logam keras dan pengelasan. |
| Zirconia Alumina | Sangat keras, ideal untuk material yang sulit diampelas. | Pengampelasan logam dan stainless steel. |
Selain bahan abrasif, alas amplas juga menentukan cara penggunaan dan daya tahannya. Alas biasanya terbuat dari kertas, kain, atau kombinasi keduanya (fiber).*
Ini adalah jenis yang paling umum dan terjangkau. Kertas memiliki berbagai tingkatan ketebalan (X, Y, C, A), di mana ketebalan 'X' paling tebal dan kuat. Kertas kurang fleksibel dan mudah robek saat basah atau saat digunakan pada permukaan yang melengkung.
Amplas kain jauh lebih fleksibel dibandingkan kertas, membuatnya ideal untuk mengampelas permukaan yang melengkung atau tidak rata. Kain juga lebih tahan lama, terutama yang menggunakan dasar kanvas tebal, dan sering digunakan pada amplas pita (sander belt).
Digunakan pada mesin gerinda atau mesin amplas cakram (disk sander). Alas fiber memberikan kekuatan struktural yang sangat tinggi untuk menahan kecepatan putaran mesin yang tinggi saat mengampelas material keras seperti logam.
Dalam pekerjaan pengamplasan yang profesional, selalu disarankan untuk bekerja dari grit kasar menuju grit halus. Jika Anda langsung menggunakan amplas halus pada kayu yang belum rata, Anda hanya akan menghabiskan waktu karena amplas halus tidak efektif menghilangkan cacat besar.
Contoh urutan pengamplasan kayu mentah:
Untuk menghilangkan cat lama atau karat pada logam, mulailah dengan abrasif yang sangat kasar (misalnya Grit 50 atau 60 berbahan Zirconia Alumina). Setelah lapisan tebal terangkat, gunakan Grit 120 untuk menghaluskan dan membersihkan sisa abrasi, baru kemudian pindah ke pengamplasan basah dengan Silicon Carbide jika diperlukan polesan akhir yang sangat mulus.
Pemilihan jenis jenis amplas yang sesuai, dikombinasikan dengan teknik pengamplasan yang benar (mengikuti arah serat kayu atau gerakan yang konsisten), akan memastikan bahwa setiap proyek Anda mencapai standar kualitas tertinggi.