Al-Qur'anul Karim, kitab suci umat Islam, merupakan sumber hukum utama setelah Al-Hadits. Diskusi mengenai struktur Al-Qur'an, termasuk jumlah ayatnya, sering kali menjadi topik yang menarik bagi para pencari ilmu. Dalam konteks keilmuan Islam di Indonesia, pandangan Nahdlatul Ulama (NU) melalui portal resmi mereka, NU Online, memberikan perspektif yang berbasis pada tradisi Ahlussunnah wal Jama'ah. Ketika membahas jumlah ayat Al-Qur'an NU Online, kita merujuk pada konsensus ulama yang seringkali dikutip dan disebarkan oleh lembaga tersebut.
Secara umum, umat Islam sepakat bahwa Al-Qur'an terdiri dari 114 surat (bab). Namun, ketika berbicara mengenai jumlah total ayat, terdapat sedikit perbedaan pendapat di kalangan ulama terdahulu, yang kemudian disikapi dengan bijaksana oleh organisasi seperti NU. Perbedaan ini timbul karena adanya perbedaan dalam penentuan di mana satu ayat berakhir dan ayat berikutnya dimulai, khususnya pada basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) di setiap awal surat.
Portal NU Online kerap kali menekankan pandangan yang paling populer dan diterima secara luas, yaitu bahwa jumlah ayat Al-Qur'an adalah 6.236 ayat. Angka ini didasarkan pada hitungan yang disepakati oleh mayoritas ulama Kufah dan Madinah, serta menjadi standar yang paling sering diajarkan dalam pengajian dan lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia.
Hitungan 6.236 ini umumnya diperoleh dengan tidak menghitung basmalah yang terletak di awal setiap surat (kecuali Surat At-Taubah) sebagai satu ayat tersendiri, melainkan menjadikannya sebagai pembuka ayat pertama pada surat-surat yang memuatnya, atau dihitung sebagai bagian integral dari ayat pertama tersebut, bergantung pada metode penghitungan yang dipakai oleh ahli qira'at tertentu. Dalam konteks populer, angka 6.236 menjadi acuan utama.
NU Online, sebagai representasi pemikiran Islam moderat yang berpegang teguh pada tradisi keilmuan, juga mengakui adanya pandangan lain. Beberapa riwayat menyebutkan jumlah ayat mencapai 6.204, 6.214, atau bahkan lebih tinggi. Perbedaan ini seringkali berpusat pada dua isu utama:
Namun, dalam penyampaian informasi kepada publik umum, NU Online cenderung memilih angka yang paling dominan secara historis dan praktis, yaitu 6.236 ayat. Ini bertujuan untuk menjaga keseragaman pemahaman di kalangan jamaah dan santri, menghindari kebingungan yang tidak perlu mengenai substansi ajaran Al-Qur'an itu sendiri.
Meskipun angka pasti mengenai jumlah ayat menjadi bahan diskusi akademis, NU Online secara implisit selalu menekankan bahwa substansi dan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an jauh lebih penting daripada sekadar hitungan numerik. Jumlah ayat adalah metadata, sementara pesan tauhid, moralitas, dan hukum ilahi adalah inti yang harus dipahami dan diamalkan.
Keberadaan berbagai riwayat penghitungan ini justru menunjukkan kekayaan dan otentisitas penjagaan Al-Qur'an selama berabad-abad. Setiap ulama yang melakukan penghitungan berpegang pada sanad dan metodologi qira'at yang mereka terima. Oleh karena itu, ketika mengacu pada jumlah ayat Al-Qur'an NU Online, kita menemukan bahwa mereka memilih jalur tengah yang paling mapan dan diterima secara luas dalam tradisi pesantren Indonesia, yaitu 6.236 ayat, sembari tetap menghargai keberadaan pandangan lain sebagai bagian dari khazanah keilmuan Islam.
Memahami konteks penomoran ayat Al-Qur'an memberikan wawasan tentang bagaimana teks suci ini telah dipelajari dan dijaga oleh umat Islam. Bagi komunitas NU, kepastian angka seringkali mengikuti panduan para imam qira'at yang mereka ikuti. Pada akhirnya, fokus utama tetaplah pada tadarus, tafsir, dan pengamalan setiap ayat yang membentuk kitab suci yang mulia ini.