Ilustrasi Kitab Suci dan Wahyu
Salah satu pertanyaan yang sering muncul dalam diskusi keislaman adalah mengenai jumlah pasti ayat dalam Al-Qur'an. Angka yang paling sering diperdebatkan dan disebut di kalangan awam adalah 6666 ayat. Namun, para ulama dan ahli qiraat memiliki perbedaan pandangan yang menghasilkan angka lain, yang paling populer adalah 6236 ayat.
Mengapa ada perbedaan angka sedemikian rupa? Untuk memahami hal ini, kita perlu menelusuri bagaimana penetapan batas akhir sebuah ayat (fashl al-ayat) dilakukan oleh para ulama di masa lampau. Al-Qur'an, sebagai wahyu ilahi, memiliki kesatuan makna, namun metode penghitungan penanda akhir ayat dapat bervariasi tergantung pada tradisi periwayatan yang diikuti oleh setiap mazhab qiraat.
Perbedaan hitungan ayat ini bukanlah masalah perbedaan dalam teks (naskh) Al-Qur'an itu sendiri. Teks Al-Qur'an (ratusan juta mushaf di seluruh dunia) adalah tunggal dan sama. Perbedaan terletak pada penetapan di mana sebuah ayat berakhir dan ayat berikutnya dimulai. Dalam mushaf standar yang digunakan di Indonesia dan banyak negara lain, yang mengikuti riwayat Hafs 'an 'Asim, jumlah ayat dihitung berdasarkan kesepakatan mayoritas ulama Kufah.
Beberapa sekolah penghitungan ayat yang terkenal antara lain:
Angka 6666 seringkali muncul karena kemudahan hafalan dan mungkin karena adanya upaya untuk menyederhanakan angka yang kompleks. Dalam tradisi lisan dan pengajaran, angka bulat seringkali lebih mudah diingat. Namun, para peneliti yang melakukan verifikasi langsung terhadap mushaf standar kontemporer, yang mengikuti riwayat Hafs 'an 'Asim (sebagaimana yang diajarkan oleh Imam Hafs dari Imam 'Ashim), secara konsisten menemukan jumlahnya adalah 6236 ayat.
Seringkali, perbedaan kecil terjadi pada penentuan apakah basmalah di awal surat (selain Surat At-Taubah) dihitung sebagai satu ayat tersendiri atau bukan. Selain itu, beberapa ayat yang secara tata bahasa bisa dipisah atau digabungkan juga menjadi sumber perbedaan kecil antar mazhab.
Mayoritas ulama kontemporer, berdasarkan penelitian komparatif terhadap berbagai riwayat yang otoritatif, menyimpulkan bahwa jumlah ayat Al-Qur'an yang paling akurat dan diterima secara luas saat ini adalah 6236 ayat. Angka ini adalah hasil dari kompilasi dan verifikasi dari beberapa metode penghitungan yang paling terkemuka.
Penting untuk ditekankan, perbedaan dalam penghitungan ayat ini tidak mengurangi kemukjizatannya, kebenaran, atau otentisitas Al-Qur'an. Al-Qur'an tetap satu, sebagaimana diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Perbedaan ini lebih bersifat teknis mengenai titik berhenti (fashl) dalam pembacaan dan penulisan mushaf, bukan pada isi wahyu itu sendiri.
Jadi, jika Anda menemukan perdebatan di media sosial mengenai jumlah ayat Al-Qur'an, ingatlah bahwa 6236 adalah angka yang paling didukung oleh standar mushaf modern yang berlaku secara global, sementara 6666 lebih cenderung merupakan angka populer yang kurang didukung oleh verifikasi nasab periwayatan.
Referensi utama untuk angka 6236 umumnya merujuk pada riwayat Kufah yang menjadi standar global saat ini.
Memahami keragaman metode ini memberikan wawasan bahwa meskipun Al-Qur'an itu tunggal, kekayaan periwayatan dan tradisi ilmiah Islam sangatlah beragam dalam metode penghitungannya, namun selalu kembali pada satu sumber otentik.