Memahami Jumlah Jam Pelajaran Kurikulum Merdeka SD

Fleksibel

Ilustrasi: Representasi jam pelajaran yang lebih fleksibel dalam Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka merupakan paradigma baru dalam dunia pendidikan dasar di Indonesia. Salah satu perubahan signifikan yang dibawa oleh kurikulum ini adalah penyesuaian terhadap alokasi waktu belajar, khususnya dalam penentuan jumlah jam pelajaran Kurikulum Merdeka SD. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang cenderung kaku dalam pembagian mata pelajaran dan alokasi per jam per minggu, Kurikulum Merdeka memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik peserta didik dan lingkungan sekolah.

Perbedaan Struktur Jam Pelajaran

Pada Kurikulum 2013 (sebelumnya), alokasi jam pelajaran seringkali bersifat baku dan ditetapkan secara nasional untuk setiap mata pelajaran. Namun, Kurikulum Merdeka mengubah fokus ini. Sekolah kini diberikan kebebasan untuk mengatur alokasi waktu, yang dibagi menjadi dua komponen utama: Pembelajaran Intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Pembelajaran intrakurikuler tetap mencakup mata pelajaran esensial seperti Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Tari, Seni Teater), Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), serta Bahasa Inggris (jika ada). Namun, jam pelajaran untuk mata pelajaran ini tidak lagi harus dihitung per minggu secara kaku, melainkan dihitung secara akumulatif per tahun ajaran.

Alokasi Jam Pelajaran Tahunan

Salah satu kunci dalam menghitung jumlah jam pelajaran Kurikulum Merdeka SD adalah pergeseran dari perhitungan mingguan ke tahunan. Pemerintah menyediakan alokasi minimum jam pelajaran yang harus dipenuhi oleh sekolah dalam satu tahun ajaran untuk setiap mata pelajaran. Sekolah kemudian memiliki keleluasaan untuk mendistribusikan jam pelajaran tersebut sepanjang tahun. Misalnya, jika total jam pelajaran Bahasa Indonesia untuk satu tahun adalah X jam, sekolah bisa memutuskan untuk memberikan lebih banyak jam di semester ganjil untuk fokus pada literasi intensif, atau sebaliknya.

Hal ini memungkinkan guru dan sekolah untuk melakukan pendalaman materi atau melakukan remidial secara lebih efektif tanpa terikat oleh jadwal mingguan yang padat. Jika ada tema tertentu yang membutuhkan waktu lebih banyak, guru dapat mengalokasikannya dari alokasi mata pelajaran lain yang mungkin dirasa kurang mendesak pada periode tersebut, asalkan total jam tahunan tetap terpenuhi.

Peran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Komponen krusial lain yang memengaruhi alokasi waktu adalah P5. Proyek ini bertujuan untuk menguatkan pencapaian kompetensi dan karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila. Berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler, P5 terintegrasi dalam alokasi jam pelajaran intrakurikuler dan membutuhkan alokasi waktu khusus.

Dalam implementasinya, sekolah wajib mengalokasikan minimal 20% dari total jam pelajaran intrakurikuler untuk kegiatan P5. Ini berarti, jika total jam pelajaran intrakurikuler dalam setahun adalah 1000 jam, maka sekitar 200 jam harus dialokasikan untuk proyek. Persentase ini cukup signifikan dan menuntut sekolah untuk merencanakan pembelajaran secara holistik, menggabungkan aspek akademik dengan pengembangan karakter.

Fleksibilitas dalam Implementasi

Fleksibilitas dalam penentuan jumlah jam pelajaran Kurikulum Merdeka SD memberikan keuntungan besar bagi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa. Beberapa sekolah memilih pendekatan blok time, di mana beberapa mata pelajaran digabung dalam satu sesi waktu yang lebih panjang untuk memudahkan pendalaman materi atau pelaksanaan proyek. Pendekatan ini sangat efektif untuk memfasilitasi pembelajaran berbasis proyek yang menjadi ciri khas Kurikulum Merdeka.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai fleksibilitas jam pelajaran:

Penting untuk diingat bahwa meskipun ada fleksibilitas, sekolah tetap harus merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) yang ditetapkan oleh pemerintah dan memastikan seluruh kompetensi esensial tercakup dalam alokasi waktu tahunan yang telah dirancang.

Kesimpulan

Perubahan dalam jumlah jam pelajaran Kurikulum Merdeka SD mencerminkan pergeseran filosofi pendidikan dari sekadar menuntaskan materi menjadi pengembangan kompetensi dan karakter secara utuh. Dengan alokasi waktu yang lebih fleksibel dan terintegrasi dengan P5, diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna, relevan, dan adaptif terhadap perkembangan individu setiap siswa di jenjang pendidikan dasar.

Sekolah memiliki tanggung jawab besar untuk merancang jadwal dan alokasi jam pelajaran secara bijaksana, memastikan bahwa waktu yang tersedia dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran yang holistik sesuai amanat Kurikulum Merdeka.

🏠 Homepage