Memahami dinamika demografi suatu wilayah sangat penting untuk perencanaan pembangunan yang efektif. Kalimantan Selatan, sebagai salah satu provinsi kunci di Pulau Kalimantan, menunjukkan perkembangan populasi yang terus meningkat seiring dengan laju urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Data mengenai total populasi menjadi indikator utama dalam alokasi sumber daya, infrastruktur, hingga layanan publik.
Angka resmi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menjadi rujukan utama dalam mengukur populasi. Berdasarkan proyeksi dan hasil sensus terakhir yang diperbaharui, fokus utama adalah mengidentifikasi seberapa besar penduduk Kalimantan Selatan telah bertambah, terutama setelah periode pandemi yang turut memengaruhi mobilitas dan angka kelahiran. Angka ini mencakup seluruh penduduk yang berdomisili tetap di lima kabupaten dan tiga kota di provinsi tersebut.
Ketika membahas topik seputar **jumlah penduduk Kalimantan Selatan 2022**, kita merujuk pada data yang dikompilasi setelah hasil Sensus Penduduk resmi dan dilakukan penyesuaian melalui Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). Periode ini menandai masa transisi di mana banyak daerah mulai pulih dari dampak pembatasan sosial, yang secara teoritis berpotensi memengaruhi angka migrasi masuk maupun keluar.
Estimasi Resmi Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan pada Tahun 2022:
Sekitar 4,1 Juta Jiwa(Angka dapat bervariasi sedikit antar lembaga resmi)
Angka estimasi menunjukkan bahwa Kalimantan Selatan terus menjadi rumah bagi jutaan jiwa. Distribusi penduduk ini sangat tidak merata. Mayoritas penduduk cenderung terkonsentrasi di wilayah perkotaan, khususnya di sekitar Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi, serta kota-kota besar penyangga lainnya seperti Banjarbaru dan Martapura. Konsentrasi ini menimbulkan tantangan tersendiri terkait kepadatan penduduk, pengelolaan sampah, dan kebutuhan transportasi publik yang memadai.
Tidak hanya jumlah total, komposisi penduduk juga menjadi sorotan penting. Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) memberikan gambaran keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, struktur umur sangat relevan; jika proporsi penduduk usia produktif (kelompok umur 15-64 tahun) tinggi, ini menunjukkan bonus demografi yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kalimantan Selatan memiliki potensi bonus demografi yang cukup besar jika sumber daya manusia dipersiapkan dengan baik melalui peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan.
Pertumbuhan populasi ini juga dipengaruhi oleh faktor internal (kelahiran dan kematian) dan eksternal (migrasi). Meskipun angka kelahiran cenderung melambat secara nasional, migrasi dari pulau lain, terutama yang mencari peluang kerja di sektor pertambangan, perkebunan, atau jasa, masih menjadi kontributor signifikan terhadap peningkatan total populasi di Kalimantan Selatan. Pemerintah daerah perlu mengintegrasikan data migrasi ini ke dalam rencana tata ruang wilayah untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
Pemahaman mendalam tentang jumlah penduduk pada tahun 2022 ini berfungsi sebagai dasar vital bagi perencanaan pembangunan jangka menengah. Misalnya, peningkatan populasi di wilayah penyangga kota metropolitan memerlukan investasi lebih besar pada pembangunan jalan arteri sekunder dan penyediaan air bersih. Di sektor kesehatan, data ini membantu dalam menentukan kebutuhan fasilitas kesehatan primer dan sekunder, termasuk jumlah tenaga medis yang dibutuhkan per seribu penduduk.
Lebih lanjut, pertumbuhan populasi yang stabil mengindikasikan perlunya diversifikasi ekonomi agar lapangan kerja mampu menyerap angkatan kerja baru. Mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif dan mendorong sektor industri hilirisasi serta UMKM adalah langkah strategis yang sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk yang siap berkontribusi. Secara keseluruhan, data populasi Kalimantan Selatan terbaru adalah peta jalan untuk mewujudkan masa depan provinsi yang lebih sejahtera dan terencana dengan baik.