Surat An Nisa Ayat 164 Wahyu & Petunjuk Ilahi

Menyelami Makna Mendalam Surat An Nisa Ayat 164

Al-Qur'anul Karim, kitab suci umat Islam, merupakan sumber petunjuk dan hukum yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang sarat makna, mengajarkan tentang ketauhidan, akhlak mulia, hukum, dan kisah-kisah para nabi. Salah satu ayat yang memiliki kedalaman makna dan sering menjadi rujukan adalah Surat An Nisa ayat 164. Ayat ini menjadi penegasan atas risalah kenabian Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan peran beliau sebagai pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan.

Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", adalah surat kedua dalam mushaf Al-Qur'an dan terdiri dari 176 ayat. Surat ini secara umum membahas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan keluarga, wanita, anak yatim, harta warisan, serta muamalah sosial. Namun, di tengah berbagai pembahasan tersebut, terselip ayat-ayat yang menegaskan esensi kerasulan dan keilahian Al-Qur'an. Surat An Nisa ayat 164 merupakan salah satu dari ayat-ayat tersebut.

"Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami ceritakan tentang mereka kepadamu sebelumnya dan rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung."

Ayat ini secara gamblang menegaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutus para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebagian dari kisah mereka telah diceritakan dalam Al-Qur'an, dan sebagian lagi tidak disebutkan. Hal ini menunjukkan keluasan ilmu Allah dan kebijaksanaan-Nya dalam memilih siapa saja yang diutus untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia di berbagai zaman dan tempat. Penegasan ini penting untuk memperkuat keyakinan umat Islam terhadap kebenaran risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, yang merupakan rangkaian risalah kenabian sebelumnya.

Penegasan Risalah Kenabian

Makna utama dari Surat An Nisa ayat 164 adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Allah, melanjutkan estafet kenabian yang telah ada sebelumnya. Allah Swt. berfirman dalam ayat ini: "Dan (kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami ceritakan tentang mereka kepadamu sebelumnya..." Ini merujuk pada kisah-kisah nabi seperti Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan lain-lain yang telah diabadikan dalam Al-Qur'an. Keberadaan kisah-kisah ini dalam Al-Qur'an menjadi bukti otentisitas wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Selanjutnya, ayat tersebut menyebutkan: "...dan rasul-rasul yang tidak Kami ceritakan tentang mereka kepadamu." Pernyataan ini menunjukkan bahwa jumlah nabi dan rasul yang diutus Allah jauh lebih banyak daripada yang namanya disebutkan dalam Al-Qur'an atau Hadits. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk tidak membatasi pemahaman tentang kenabian hanya pada nama-nama yang kita kenal saja, melainkan meyakini kebenaran semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah, baik yang kita kenal maupun yang tidak. Ini adalah bagian dari keimanan kepada para nabi dan rasul, salah satu rukun iman.

Keistimewaan Nabi Musa 'Alaihis Salam

Bagian akhir dari ayat ini memiliki kekhususan tersendiri, yaitu firman Allah: "Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung." Kalimat ini menyoroti salah satu keistimewaan luar biasa yang dianugerahkan Allah kepada Nabi Musa 'alaihissalam, yaitu kemampuan untuk berbicara langsung dengan Allah (kalamullah). Pengalaman ini merupakan kedudukan yang sangat tinggi dan mulia, yang membedakan Musa dari banyak nabi lainnya.

Penyebutan khusus terhadap Nabi Musa dalam ayat ini berfungsi untuk:

Implikasi dan Pelajaran

Memahami Surat An Nisa ayat 164 memberikan beberapa implikasi penting bagi seorang Muslim:

  1. Penguatan Tauhid: Ayat ini menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan hanya Dia yang mengutus para nabi.
  2. Keimanan pada Kenabian: Seorang Muslim wajib beriman pada seluruh nabi dan rasul, termasuk yang namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an.
  3. Menghargai Risalah Kenabian: Ayat ini mendorong kita untuk menghargai dan mencintai para nabi, terutama Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagai pembawa rahmat dan petunjuk bagi seluruh alam.
  4. Kebenaran Al-Qur'an: Kisah-kisah nabi yang ada dalam Al-Qur'an adalah bukti kebenaran wahyu ilahi.

Pada intinya, Surat An Nisa ayat 164 berfungsi sebagai pengingat akan rantai kenabian yang tak terputus dan kebesaran Allah yang telah memberikan risalah-Nya kepada manusia melalui para utusan pilihan-Nya. Ayat ini mengajak kita untuk merenungi perjalanan dakwah para nabi, meneladani akhlak mereka, dan senantiasa bersyukur atas nikmat Islam yang telah kita terima. Dengan memahami ayat ini, semoga keimanan kita semakin kokoh dan pemahaman kita tentang Islam semakin mendalam.

🏠 Homepage