Memahami Jumlah Penduduk Suku Banjar di Kalimantan Selatan

Representasi Populasi Suku Banjar Ilustrasi abstrak yang menunjukkan kepadatan dan persebaran populasi. Suku Banjar Kalsel

Suku Banjar merupakan kelompok etnis mayoritas yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Keberadaan mereka sangat menentukan corak sosial, budaya, dan demografi provinsi ini. Memahami jumlah penduduk suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan memerlukan telaah terhadap data kependudukan regional dan sensus nasional yang seringkali mengelompokkan berdasarkan identitas etnis.

Secara historis, Banjar telah lama menjadi entitas dominan sejak era Kesultanan Banjar. Hal ini memberikan fondasi kuat bagi konsentrasi populasi mereka yang tinggi di wilayah geografis ini, terutama di daerah-daerah strategis seperti Banjarmasin, Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar. Meskipun data sensus resmi seringkali tidak merilis angka spesifik per etnis secara detail pada setiap pembaruan, estimasi dan proyeksi menunjukkan bahwa Suku Banjar membentuk persentase yang sangat signifikan dari total populasi Kalimantan Selatan.

Peran dan Dominasi Demografis

Kalimantan Selatan memiliki kekayaan etnis, namun Suku Banjar tetap menjadi tulang punggung demografi. Mayoritas penduduk asli dan pemeluk budaya Banjar terkonsentrasi di dataran rendah dan sepanjang aliran sungai besar. Tingginya persentase ini tidak hanya berdampak pada jumlah penduduk secara absolut, tetapi juga pada representasi mereka dalam sektor pemerintahan, pendidikan, dan perekonomian lokal. Jika dilihat dari total penduduk Kalsel yang terus bertambah, secara proporsional, jumlah penduduk suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan mencapai mayoritas absolut atau mendekati mayoritas mutlak.

Para ahli demografi sering mengacu pada data historis dan proyeksi pertumbuhan penduduk. Meskipun angka pastinya berfluktuasi, diperkirakan bahwa lebih dari 70% hingga 80% dari total populasi Kalimantan Selatan memiliki akar etnis Banjar. Ini menjadikan mereka kelompok yang secara demografis sangat berpengaruh dalam dinamika sosial provinsi tersebut.

Migrasi dan Persebaran

Faktor lain yang mempengaruhi data adalah migrasi. Kalimantan Selatan juga menjadi rumah bagi pendatang dari suku lain seperti Bugis, Dayak, Madura, dan Jawa. Namun, migrasi keluar suku Banjar, meskipun ada, cenderung lebih rendah dibandingkan masuknya pendatang atau keluar masuknya suku-suku lain. Mayoritas besar komunitas Banjar memilih untuk tetap berdiam di tanah leluhur mereka, memperkuat basis populasi di wilayah Banua (sebutan lokal untuk Kalimantan Selatan).

Inilah yang membuat penentuan jumlah penduduk suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan selalu menjadi titik fokus kajian kependudukan lokal. Tingkat kelahiran yang stabil dalam komunitas ini, ditambah dengan sedikitnya perpindahan keluar dalam skala besar, memastikan bahwa proporsi mereka tetap dominan di antara semua kelompok etnis di provinsi tersebut. Kontribusi budaya mereka terlihat jelas, mulai dari arsitektur rumah tradisional (Rumah Banjar), kuliner khas (seperti Soto Banjar dan Nasi Astakona), hingga sistem adat istiadat yang masih hidup dan terawat dengan baik.

Tantangan dalam Penghitungan Akurat

Meskipun dominan, mendapatkan angka pasti selalu menghadapi tantangan. Sensus seringkali mengandalkan deklarasi diri. Di area urbanisasi yang tinggi, batas-batas etnis bisa menjadi lebih cair. Seseorang mungkin memiliki darah Banjar namun besar di lingkungan yang heterogen, atau menikah dengan etnis lain. Hal ini membuat angka persentase seringkali berupa estimasi terbaik berdasarkan garis keturunan utama. Namun, kesimpulan umum tetap teguh: mayoritas warga Kalimantan Selatan adalah bagian dari komunitas etnis Banjar. Data terbaru yang tersedia dari survei sosial yang lebih fokus menunjukkan angka ini berada di persentase tertinggi dibandingkan kelompok etnis lainnya yang ada di sana.

Sebagai kesimpulan, Suku Banjar bukan hanya sekadar kelompok etnis di Kalimantan Selatan; mereka adalah fondasi demografi utama. Data menunjukkan bahwa jumlah penduduk suku Banjar yang tinggal di Kalimantan Selatan mencapai level dominasi yang signifikan, mencerminkan warisan sejarah mereka sebagai penduduk asli yang sukses mempertahankan keberadaan dan identitas mereka di wilayah Kalimantan bagian tenggara. Stabilitas populasi ini penting untuk perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan.

🏠 Homepage