Vitamin D adalah nutrisi penting yang sering diabaikan.
Vitamin D, sering disebut sebagai "vitamin sinar matahari," memainkan peran krusial dalam banyak fungsi tubuh. Fungsi utamanya adalah membantu penyerapan kalsium dan fosfor, yang sangat vital untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Namun, perannya jauh melampaui itu; vitamin ini juga terlibat dalam regulasi sistem kekebalan tubuh, fungsi otot, dan bahkan kesehatan mental. Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk osteoporosis, peningkatan risiko infeksi, dan kelelahan kronis.
Kebutuhan jumlah vitamin D yang dibutuhkan tubuh bervariasi tergantung usia, kondisi kesehatan, paparan sinar matahari, dan lokasi geografis. Mendapatkan dosis yang tepat adalah kunci untuk memaksimalkan manfaatnya tanpa berisiko mengalami toksisitas (meskipun jarang terjadi melalui makanan atau matahari).
Di Indonesia, penetapan Angka Kecukupan Gizi (AKG) memberikan panduan umum mengenai asupan vitamin D yang disarankan. Satuan yang umum digunakan adalah International Units (IU) per hari. Penting untuk dicatat bahwa kebutuhan ini dapat meningkat untuk orang-orang tertentu.
| Kelompok Usia | Rekomendasi Harian (IU) | Rekomendasi Harian (Mikrogram) |
|---|---|---|
| Bayi (0-11 bulan) | 400 IU | 10 µg |
| Anak-anak dan Dewasa (1-50 tahun) | 400 IU | 10 µg |
| Dewasa Lanjut (51 tahun ke atas) | 600 IU | 15 µg |
| Ibu Hamil/Menyusui | 400-600 IU | 10-15 µg |
Angka 400 IU sering kali dianggap sebagai batas minimum untuk mencegah defisiensi parah, terutama pada populasi yang kurang terpapar sinar matahari. Namun, banyak ahli gizi dan endokrinologi menyarankan dosis yang lebih tinggi untuk mencapai kadar optimal dalam darah, terutama di iklim tropis di mana paparan sinar matahari tidak selalu efektif karena penggunaan tabir surya dan gaya hidup dalam ruangan.
Memahami rekomendasi standar saja tidak cukup. Kebutuhan individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
Jika Anda berada di kelompok berisiko tinggi (lansia, kulit gelap, kurang terpapar matahari, atau memiliki kondisi medis tertentu), sangat disarankan untuk memeriksakan kadar 25-hydroxyvitamin D (25(OH)D) dalam darah Anda. Kadar optimal sering ditetapkan di atas 30 ng/mL.
Jika hasil tes menunjukkan kekurangan, dokter biasanya akan merekomendasikan dosis terapeutik tinggi, yang bisa berkisar antara 1.000 IU hingga 5.000 IU per hari selama periode tertentu untuk mengembalikan kadar menjadi normal. Setelah kadar stabil, dosis pemeliharaan (berdasarkan AKG atau sedikit di atasnya) akan dilanjutkan. Selalu konsultasikan dosis suplemen dengan profesional kesehatan untuk memastikan Anda mendapatkan jumlah vitamin D yang dibutuhkan tubuh Anda secara tepat dan aman.
Meskipun Vitamin D mudah didapat melalui sinar matahari, makanan seperti ikan berlemak (salmon, makarel), hati sapi, dan kuning telur, serta produk yang diperkaya (susu fortifikasi), suplementasi seringkali menjadi cara paling andal untuk memastikan kecukupan asupan harian di era modern ini.