Frasa "masuk angin" mungkin sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kondisi tubuh yang terasa tidak nyaman secara umum, seperti meriang, kembung, lemas, hingga pusing. Namun, ada variasi spesifik yang sering disebut, yaitu masuk angin duduk adalah kondisi yang mungkin lebih spesifik dirasakan setelah duduk terlalu lama atau dalam posisi tertentu yang kurang ergonomis.
Secara medis modern, istilah "masuk angin" tidak memiliki padanan diagnosis tunggal yang pasti. Ini adalah istilah awam (folk illness) yang sering merujuk pada kumpulan gejala yang disebabkan oleh paparan suhu dingin, kelelahan, atau perubahan cuaca yang mendadak, yang kemudian mengganggu fungsi tubuh normal. Ketika dikaitkan dengan kata "duduk", ini mengindikasikan bahwa gejala tersebut muncul atau diperparah setelah periode duduk yang berkepanjangan.
Masuk angin duduk adalah interpretasi dari kondisi ketika sirkulasi darah menjadi kurang lancar akibat postur duduk yang statis atau tidak nyaman dalam waktu lama. Dalam pandangan tradisional, anggapan umum adalah adanya "angin" atau udara dingin yang terjebak di dalam tubuh, seringkali menyebabkan rasa pegal, kesemutan, atau nyeri di area punggung dan pinggang.
Postur duduk yang buruk atau terlalu lama dapat memicu berbagai respons dalam tubuh yang kemudian kita kaitkan dengan "masuk angin":
Meskipun bukan diagnosis klinis, pengalaman subyektif dari masuk angin duduk adalah serangkaian gejala yang tumpang tindih dengan kondisi ringan lainnya. Gejala yang paling sering dilaporkan meliputi:
Karena penyebabnya sering kali terkait dengan sirkulasi dan postur, penanganannya berfokus pada mengembalikan kenyamanan dan melancarkan fungsi tubuh:
Ketika gejala muncul, langkah pertama adalah menggerakkan tubuh. Hindari tetap dalam posisi duduk yang sama. Lakukan peregangan ringan, berjalan sebentar, atau berdiri tegak untuk merelaksasi otot yang kaku. Minum air hangat atau teh herbal (jahe sangat dianjurkan) dapat membantu menghangatkan tubuh dari dalam dan meredakan rasa kembung.
Banyak orang memilih kerokan sebagai cara cepat untuk merasa lebih baik. Kerokan dipercaya membantu memobilisasi "angin" yang terperangkap dengan cara meningkatkan aliran darah lokal di area yang dikerok, yang seringkali meredakan ketegangan otot.
Pencegahan adalah kunci utama jika Anda sering duduk bekerja. Pastikan kursi Anda ergonomis. Atur tinggi meja dan posisi monitor agar leher dan punggung tetap lurus. Yang terpenting, terapkan aturan 30 menit: setiap 30 menit duduk, luangkan waktu 1-2 menit untuk berdiri, berjalan-jalan, atau melakukan peregangan ringan. Menghindari duduk terlalu lama adalah cara paling efektif untuk memastikan bahwa fenomena masuk angin duduk adalah hal yang jarang Anda alami.
Mengabaikan rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh duduk berkepanjangan dapat memperburuk ketegangan otot dan bahkan masalah punggung kronis. Oleh karena itu, dengarkan sinyal tubuh Anda dan lakukan penyesuaian pada kebiasaan duduk Anda.