"Angin duduk" adalah istilah awam yang sangat umum digunakan di Indonesia untuk menggambarkan kondisi rasa nyeri atau tidak nyaman pada perut, seringkali disertai sensasi perut kembung, terasa penuh, atau seperti tertiup angin. Dalam dunia medis, kondisi ini bisa merujuk pada beberapa gangguan pencernaan, namun yang paling sering diasosiasikan adalah gejala yang terkait dengan gas berlebih, kram usus, atau gangguan fungsi lambung dan usus. Memahami **sebab angin duduk** sangat penting untuk menentukan penanganan yang tepat.
Angin duduk jarang merupakan penyakit tunggal; sebaliknya, ia adalah gejala dari berbagai masalah pencernaan. Beberapa faktor utama yang sering memicu sensasi ini meliputi:
Ini adalah penyebab paling klasik. Gas terbentuk ketika bakteri di usus besar memecah karbohidrat yang tidak tercerna. Selain itu, cara kita mengonsumsi makanan juga berperan besar:
Kebiasaan makan yang buruk seringkali menjadi pemicu utama. Ketika tubuh tidak mampu mencerna makanan secara efisien, sisa makanan akan difermentasi oleh bakteri usus, menghasilkan gas berlebih. Intoleransi makanan, seperti intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna gula susu) atau intoleransi fruktosa, adalah penyebab umum lain yang sering disalahartikan hanya sebagai angin biasa.
Hubungan antara otak dan usus (disebut sumbu otak-usus) sangat erat. Ketika seseorang mengalami stres atau kecemasan tinggi, sistem pencernaan dapat bereaksi dengan meningkatkan sensitivitas usus, memperlambat pergerakan makanan, atau bahkan mempercepatnya. Kondisi ini dapat menyebabkan kram, nyeri, dan sensasi penuh gas yang intens.
Dalam beberapa kasus, rasa sakit yang diinterpretasikan sebagai angin duduk bisa menjadi indikasi dari kondisi medis yang lebih serius atau kronis, seperti:
Meskipun jarang, rasa nyeri hebat yang tiba-tiba dan tidak hilang bisa jadi merupakan gejala dari kondisi yang memerlukan perhatian medis segera, meskipun ini berbeda dari definisi umum "angin duduk."
Setelah mengidentifikasi kemungkinan **sebab angin duduk** yang paling sering terjadi—yaitu terkait gas dan pola makan—beberapa langkah pencegahan dan pertolongan pertama bisa dilakukan:
Jika rasa sakit menetap, sangat parah, disertai demam, muntah darah, atau perubahan berat badan drastis, konsultasi dengan dokter adalah langkah yang wajib diambil untuk menyingkirkan kemungkinan kondisi medis yang lebih serius.