Surat An-Nisa, yang berarti "Wanita", adalah salah satu surat terpanjang dalam Al-Qur'an. Surat ini diturunkan di Madinah dan memiliki 176 ayat. Ayat pertama dari surat ini, yaitu An-Nisa ayat 1, memegang peranan krusial sebagai pembuka yang langsung menginstruksikan kaum Muslimin dan seluruh umat manusia untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT. Ayat ini tidak hanya sekadar perintah, melainkan sebuah landasan fundamental yang mengarahkan seluruh aspek kehidupan seorang hamba kepada Sang Pencipta.
Mari kita simak lafal dan terjemahan dari Surat An-Nisa ayat 1:
Kata "takwa" dalam Islam memiliki makna yang sangat luas, yaitu memelihara diri dari siksa Allah dengan melakukan ketaatan dan menjauhi maksiat. Perintah bertakwa di awal surat An-Nisa ini menekankan pentingnya kesadaran ilahi dalam setiap langkah. Ini berarti selalu merasa diawasi oleh Allah, menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Takwa bukan hanya sekadar ungkapan lisan, melainkan sebuah sikap mental dan tindakan nyata yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Ayat ini juga menjelaskan alasan mengapa kita harus bertakwa: karena Allah adalah Tuhan yang telah menciptakan kita. Penciptaan dari "seorang diri" (Adam) dan dari padanya diciptakan "isterinya" (Hawa) menjadi simbol awal mula kemanusiaan. Ini mengingatkan kita akan kesatuan asal usul manusia, terlepas dari perbedaan suku, ras, maupun bangsa. Dari pasangan pertama inilah kemudian diperkembangbiakkan "laki-laki dan perempuan yang banyak". Esensi dari peringatan ini adalah bahwa kita semua berasal dari sumber yang sama, sehingga seharusnya menumbuhkan rasa persaudaraan dan kasih sayang.
Lebih lanjut, ayat ini juga mengaitkan takwa dengan menjaga hubungan silaturahim ("wa al-arham"). Ini adalah instruksi penting yang menunjukkan bahwa keimanan kepada Allah tidak dapat dipisahkan dari hubungan baik dengan sesama manusia. Hubungan kekerabatan, persahabatan, dan komunitas adalah amanah yang harus dijaga. Memutus tali silaturahim dianggap sebagai pelanggaran terhadap perintah Allah. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga, tetangga, dan seluruh elemen masyarakat.
Perintah "bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain" juga mengandung makna ganda. Pertama, mengingatkan kita untuk hanya meminta segala sesuatu hanya kepada Allah. Kedua, mengingatkan bahwa ketika kita bersumpah atau meminta sesuatu atas nama Allah, maka kita harus berpegang teguh pada janji dan kebenaran. Ini mengajarkan pentingnya integritas dan kejujuran dalam setiap interaksi.
Penutup ayat ini, "Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu," memberikan jaminan dan sekaligus peringatan. Jaminan bahwa setiap perbuatan baik kita tidak akan luput dari perhatian dan balasan-Nya. Sekaligus, peringatan bahwa setiap kesalahan dan kelalaian juga akan tercatat. Pengawasan Allah yang meliputi segala sesuatu ini seharusnya menjadi motivasi terbesar bagi seorang mukmin untuk selalu berbuat baik, menjaga lisannya, dan berhati-hati dalam setiap tindakannya. Ini adalah pengingat bahwa kita tidak pernah sendirian dan selalu berada dalam pemantauan Tuhan Yang Maha Esa.
Secara keseluruhan, An-Nisa ayat 1 adalah ayat pembuka yang sarat makna. Ia tidak hanya memerintahkan takwa, tetapi juga menjelaskan dasar-dasar takwa tersebut: kesadaran akan penciptaan, kesatuan asal usul manusia, pentingnya menjaga hubungan baik sesama, serta keyakinan akan pengawasan Allah yang mutlak. Ayat ini menjadi fondasi penting bagi seluruh ajaran yang akan dibahas dalam surat An-Nisa, yang banyak mengupas tentang hukum-hukum keluarga, hak dan kewajiban, serta persoalan sosial kemasyarakatan.