Makna Mendalam Surat An Nisa Ayat 116

Jalan Kebenaran Jalan Kesesatan Pilihan Ada Di Tangan Kita
Visualisasi abstrak tentang pilihan antara jalan kebenaran dan kesesatan

Dalam Al-Qur'an, terdapat ayat-ayat yang mengandung petunjuk dan peringatan mendalam bagi umat manusia. Salah satunya adalah Surat An Nisa ayat 116. Ayat ini memberikan penegasan yang tegas mengenai hakikat persekutuan selain Allah SWT dan konsekuensinya. Memahami makna ayat ini menjadi krusial untuk memperkokoh keyakinan dan menghindari kesesatan.

إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِمَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ
"Sesungguhnya jika kamu berdoa kepada mereka, mereka tidak mendengar doa kamu; dan kalaupun mereka mendengar, mereka tidak akan memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari kiamat, mereka akan mengingkari persekutuanmu dengan Allah; dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui."

Penjelasan Surat An Nisa Ayat 116

Ayat ini secara gamblang menolak dan membantah segala bentuk penyembahan terhadap selain Allah SWT. Allah SWT menegaskan bahwa sesembahan-sesembahan yang disekutukan (diperserikatkan) dengan-Nya, baik itu berupa berhala, patung, arwah orang saleh, atau entitas lainnya, tidak memiliki kemampuan untuk mendengar doa atau permintaan dari para penyembahnya. Ketiadaan kemampuan mendengar ini bukan karena keengganan, melainkan karena memang mereka tidak memiliki sifat mendengar seperti yang dimiliki oleh Tuhan Semesta Alam.

Lebih lanjut, ayat ini menyatakan bahwa seandainya pun mereka dapat mendengar, mereka tidak akan mampu mengabulkan permohonan tersebut. Hal ini dikarenakan mereka adalah ciptaan yang lemah dan tidak memiliki kekuasaan sama sekali atas apa pun. Kekuatan dan kekuasaan mutlak hanya berada di tangan Allah SWT semata. Ajaran ini secara fundamental menegaskan prinsip tauhid (keesaan Allah) dan menolak segala bentuk syirik (menyekutukan Allah).

Peringatan yang lebih keras datang pada bagian akhir ayat, yaitu mengenai hari kiamat. Pada hari perhitungan amal tersebut, semua sesembahan yang disekutukan dengan Allah akan berlepas diri dari orang-orang yang menyembahnya. Mereka akan mengingkari persekutuan yang telah dibangun di dunia. Hal ini menunjukkan betapa sia-sianya usaha orang-orang yang menggantungkan harapan dan ibadahnya kepada selain Allah. Mereka tidak akan mendapatkan pertolongan sedikit pun dari sesembahan mereka, bahkan justru akan menjadi saksi atas kesesatan mereka.

Konteks dan Implikasi

Surat An Nisa secara umum membahas mengenai hukum-hukum keluarga, hak-hak perempuan, dan berbagai permasalahan sosial kemasyarakatan dalam Islam. Namun, di tengah pembahasannya, ayat 116 ini muncul sebagai pengingat fundamental mengenai aqidah. Ayat ini secara langsung berkaitan dengan permasalahan syirik yang dapat menjangkiti berbagai lapisan masyarakat, bahkan tanpa disadari. Praktik-praktik seperti meminta pertolongan kepada selain Allah melalui perantara yang tidak dibenarkan dalam syariat, atau meyakini adanya kekuatan lain yang setara atau bahkan melebihi Allah, semuanya masuk dalam kategori syirik yang dilarang.

Pernyataan "Dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui" di akhir ayat adalah penutup yang sangat kuat. Allah SWT, sebagai Sang Maha Pencipta dan Maha Mengetahui segala sesuatu, adalah satu-satunya sumber kebenaran yang hakiki. Pengetahuan-Nya meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan, serta segala rahasia yang tersembunyi. Oleh karena itu, hanya dari-Nya manusia dapat memperoleh petunjuk yang benar dan terhindar dari kesesatan.

Memahami Surat An Nisa ayat 116 mengajarkan kita untuk:

Dengan merenungkan makna mendalam dari Surat An Nisa ayat 116, diharapkan umat Islam dapat semakin kokoh dalam keimanannya, senantiasa menjaga kemurnian tauhidnya, dan terhindar dari segala bentuk kesesatan yang dapat merusak amal ibadahnya di hadapan Allah SWT.

🏠 Homepage