Dalam Al-Qur'an, surat An Nisa' memiliki kedudukan yang penting sebagai surat yang membahas banyak hal berkaitan dengan perempuan dan keluarga, serta berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Salah satu ayat yang sarat akan makna dan memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam adalah Surat An Nisa Ayat 54. Ayat ini seringkali dibahas dalam kajian tafsir dan menjadi sumber inspirasi untuk memahami lebih dalam tentang karunia Allah dan bagaimana manusia semestinya bersikap terhadapnya.
Ilustrasi visual tentang karunia dan kebesaran Allah.
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang telah mengaku diri mereka mensucikan diri? Sebenarnya Allah mensucikan siapa yang Dia kehendaki, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun." (An Nisa: 49)
*Catatan: Ayat 54 dari Surat An Nisa sebenarnya berbunyi:*
"Sesungguhnya Allah tidak mengania-dia sedikitpun, akan tetapi jika ada kebajikan, Niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang agung."
Perlu diklarifikasi di sini bahwa teks Arab dan terjemahan yang umum beredar untuk Surat An Nisa Ayat 54 adalah yang berbunyi, "Sesungguhnya Allah tidak mengania-dia sedikitpun, akan tetapi jika ada kebajikan, Niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang agung." Ayat sebelumnya, yaitu An Nisa ayat 49, yang sering disalahpahami atau tertukar adalah yang berbicara tentang orang-orang yang mengaku diri mereka mensucikan diri.
Surat An Nisa Ayat 54 menegaskan salah satu prinsip fundamental dalam Islam mengenai keadilan Ilahi. Ayat ini mengandung dua poin utama yang sangat penting untuk dipahami:
Frasa "Sesungguhnya Allah tidak mengania-dia sedikitpun" (اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ) adalah penegasan tentang kesempurnaan keadilan Allah SWT. Kata "mitsqala dzarrah" secara harfiah berarti seberat atom atau sebutir debu. Ini menunjukkan bahwa sekecil apapun perbuatan, baik itu kebaikan maupun keburukan, tidak akan terlewatkan oleh pengawasan Allah. Allah tidak akan pernah mengurangi pahala dari kebaikan sekecil apapun, begitu pula tidak akan menambah hukuman dari keburukan sekecil apapun. Keadilan Allah bersifat mutlak dan tidak bias. Ini memberikan ketenangan bagi orang beriman bahwa setiap usaha dan niat baik mereka akan diperhitungkan, sekecil apapun itu.
Poin kedua dari ayat ini adalah penjelasan mengenai balasan atas kebaikan: "akan tetapi jika ada kebajikan, Niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang agung." Ini menunjukkan kemurahan hati Allah yang luar biasa. Kebaikan yang dilakukan oleh seorang hamba tidak hanya dibalas setimpal, tetapi seringkali dilipatgandakan berkali-kali lipat. Pelipatgandaan ini bisa terjadi dalam jumlah balasan, nilai pahala, atau bahkan dalam bentuk karunia lain yang tidak terduga. "Pahala yang agung" menunjukkan besarnya imbalan yang akan diterima di akhirat kelak, yang melampaui apa yang bisa dibayangkan oleh manusia. Hal ini mendorong umat Islam untuk terus berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.
Memahami dan merenungkan Surat An Nisa Ayat 54 membawa banyak hikmah dalam kehidupan seorang Muslim.
Surat An Nisa Ayat 54 adalah permata ajaran Islam yang mengingatkan kita akan sifat-sifat Allah yang sempurna, yaitu Maha Adil dan Maha Murah Hati. Dengan memahami ayat ini, diharapkan kita semakin termotivasi untuk menjadi hamba Allah yang senantiasa berusaha berbuat baik, bersabar dalam menghadapi cobaan, dan senantiasa mengharap balasan terbaik dari sisi-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab.