Simbol harapan dan keberuntungan yang terbingkai dalam warna merah.
Angpao, atau yang dikenal juga sebagai hongbao dalam bahasa Mandarin, adalah tradisi pemberian uang dalam amplop merah yang memiliki makna filosofis mendalam, terutama dalam budaya Tionghoa dan masyarakat Asia Timur lainnya. Meskipun isinya adalah uang, esensi dari angpao terletak pada amplop merah itu sendiri beserta tulisan angpao yang menghiasinya.
Di mata masyarakat awam, angpao sering dikaitkan erat dengan perayaan Tahun Baru Imlek. Namun, penggunaannya jauh lebih luas, mencakup pernikahan, kelahiran bayi, hingga hadiah kelulusan. Warna merah melambangkan energi, keberuntungan, dan pengusiran roh jahat, sementara uang di dalamnya adalah representasi harapan akan kemakmuran di masa depan.
Keindahan sebuah angpao sering kali ditentukan oleh desain dan tipografi yang digunakan. Berbeda dengan kartu ucapan modern, tulisan angpao tradisional sangat menekankan penggunaan kaligrafi. Kaligrafi ini bukan sekadar hiasan; ia adalah pesan yang dikirimkan oleh pemberi kepada penerima. Jenis tulisan yang dipilih haruslah bermakna dan sesuai dengan konteks perayaan.
Karakter Tiongkok yang paling sering muncul adalah 福 (Fú, yang berarti ‘Keberuntungan’ atau ‘Kebahagiaan’). Ketika karakter ini ditulis pada angpao saat Imlek, sering kali ia dipasang terbalik. Mengapa terbalik? Dalam bahasa Mandarin, kata untuk ‘terbalik’ (倒, dào) terdengar mirip dengan kata ‘tiba’ atau ‘datang’ (到, dào). Oleh karena itu, angpao terbalik secara harfiah berarti "Keberuntungan telah tiba." Ini adalah permainan kata cerdas yang menjadi inti dari banyak tradisi visual.
Selain 福, ada beberapa frasa dan karakter lain yang sering dijumpai pada tulisan angpao, tergantung kepada siapa amplop itu ditujukan. Untuk anak-anak, biasanya terdapat harapan agar mereka tumbuh sehat, pintar, dan berbakti:
Sementara untuk pasangan yang baru menikah, fokusnya beralih pada keharmonisan rumah tangga dan kemakmuran bersama:
Pemilihan jenis huruf juga sangat penting. Huruf yang tegas dan tradisional seperti KaiTi (Regular Script) memberikan kesan formal dan hormat, sementara gaya kursif (Cǎoshū) bisa memberikan sentuhan artistik yang lebih dinamis, meskipun kurang umum untuk angpao resmi.
Di era modern, tradisi angpao telah bermigrasi ke dunia digital, melahirkan fenomena "e-angpao" atau uang digital yang dikirim melalui aplikasi pesan instan. Meskipun bentuk fisiknya hilang, semangat dan tulisan angpao tetap dipertahankan.
Perusahaan teknologi sering kali mendesain stiker atau GIF angpao digital yang menampilkan karakter kaligrafi bergerak atau animasi yang indah. Desain digital ini memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar; warna tidak lagi terbatas pada merah dan emas saja, meskipun kedua warna tersebut tetap menjadi dominan karena nilai simbolisnya. Adaptasi ini menunjukkan betapa kuatnya warisan budaya yang terkandung dalam setiap goresan kata pada amplop tradisional tersebut.
Kesimpulannya, angpao adalah paket budaya mini. Ia mengajarkan kita bahwa dalam budaya tertentu, cara pesan disampaikan (melalui visual dan tulisan) sama pentingnya, bahkan terkadang lebih penting, daripada nilai material yang terkandung di dalamnya. Tulisan angpao adalah jembatan visual antara harapan masa kini dan tradisi kuno.