Ilustrasi sederhana dampak masuk angin.
Istilah "masuk angin duduk" mungkin terdengar kuno atau sebatas mitos di telinga sebagian orang. Namun, bagi banyak masyarakat Indonesia, kondisi ini adalah pengalaman nyata yang sering dikaitkan dengan rasa tidak nyaman, kembung, hingga nyeri punggung atau perut. Secara medis, "masuk angin" sering kali merupakan manifestasi dari respons tubuh terhadap perubahan suhu, kelelahan, atau infeksi ringan. Ketika dikaitkan dengan posisi duduk yang terlalu lama atau dalam kondisi dingin, akibatnya bisa terasa lebih spesifik dan mengganggu aktivitas harian.
Dalam terminologi kesehatan modern, "masuk angin" tidak memiliki definisi tunggal yang pasti. Ini adalah istilah umum untuk serangkaian gejala yang muncul ketika sistem kekebalan tubuh sedikit melemah, seringkali dipicu oleh paparan suhu dingin yang ekstrem (terutama saat duduk di permukaan yang dingin atau terkena hembusan AC/angin langsung dalam waktu lama). Posisi duduk yang tidak ergonomis atau terlalu lama juga memperburuk sirkulasi darah lokal.
Ketika dikombinasikan dengan kondisi duduk yang kurang ideal—misalnya, di kursi yang keras atau terlalu lama tanpa peregangan—beberapa hal terjadi di dalam tubuh. Otot menjadi tegang, sirkulasi darah melambat, dan sistem pencernaan bisa terpengaruh oleh udara dingin. Hal inilah yang kemudian dirasakan sebagai rasa tidak enak badan secara menyeluruh, yang kemudian kita sebut sebagai akibat masuk angin duduk.
Dampak dari fenomena ini sangat beragam, tergantung pada sensitivitas individu dan seberapa parah paparan yang diterima. Berikut adalah beberapa akibat yang paling sering dilaporkan:
Posisi duduk yang salah atau lama memaksa area tertentu pada tubuh menanggung beban lebih. Ketika Anda duduk dalam jangka waktu lama tanpa bergerak, aliran darah ke area tersebut (terutama punggung bawah dan pinggul) berkurang. Jika pada saat yang sama Anda terpapar angin dingin, kemampuan jaringan lokal untuk mempertahankan panas semakin terganggu. Hal ini menyebabkan otot menjadi lebih rentan terhadap ketegangan dan kontraksi, yang dipersepsikan sebagai rasa sakit atau "terjebak angin."
Bagi mereka yang memiliki sensitivitas pencernaan, duduk terlalu lama juga menekan organ perut, memperlambat pergerakan makanan dan gas, sehingga memperparah gejala kembung yang sering menyertai masuk angin.
Mengatasi akibat masuk angin duduk tidak selalu memerlukan intervensi medis yang rumit. Fokus utamanya adalah menghangatkan tubuh dan melancarkan sirkulasi:
Meskipun sebagian besar kasus akibat masuk angin duduk dapat diatasi dengan perawatan rumahan sederhana, penting untuk mencari bantuan profesional jika gejala berlanjut, memburuk, atau disertai demam tinggi serta nyeri hebat yang tidak kunjung reda. Memahami bagaimana tubuh bereaksi terhadap lingkungan dingin dan kelelahan adalah langkah awal untuk pencegahan yang efektif.