Surat An-Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surat Madaniyah yang kaya akan ajaran, hukum, dan panduan hidup bagi umat Islam. Di dalamnya, Allah SWT menurunkan ayat-ayat yang mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari urusan keluarga, sosial, hingga interaksi antarindividu. Bagian dari surat An-Nisa, yaitu ayat 121 hingga 140, memuat pesan-pesan mendalam yang sangat relevan untuk direnungkan, terutama terkait janji dan peringatan ilahi yang menyangkut konsistensi iman, amal perbuatan, serta konsekuensi dari pilihan hidup kita.
Ayat-ayat ini secara berulang kali menekankan pentingnya menjaga akidah dan menjalankan perintah Allah. Salah satu janji terindah datang bagi mereka yang beriman dan beramal saleh. Allah berfirman bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan sekecil apa pun. Janji ini seharusnya menjadi motivasi terbesar bagi setiap Muslim untuk senantiasa berusaha berbuat baik dalam setiap keadaan. Keikhlasan dalam beramal, bahkan yang terlihat remeh oleh mata manusia, memiliki bobot yang sangat besar di sisi Allah.
Lebih lanjut, ayat-ayat ini juga menyoroti keutamaan mengikuti jalan para nabi dan rasul. Dengan mengikuti jejak para pembawa risalah ilahi, kita dihadapkan pada janji untuk mendapatkan petunjuk dan berada di jalan yang lurus. Ini adalah sebuah tawaran kesempatan emas untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Memahami dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an serta Sunnah Rasulullah SAW adalah kunci utama untuk membuka pintu-pintu keberkahan ini.
"Barangsiapa mengerjakan kejahatan, dibalas seimbang dengan kejahatan itu, dan barangsiapa beriman serta beramal saleh, mereka akan masuk surga, mereka memperoleh rezeki di dalamnya tanpa perhitungan." (An-Nisa: 40 adalah kutipan umum, namun konteks ayat 121-140 juga serupa dalam nuansanya memberikan balasan setimpal).
Meskipun kutipan di atas adalah ayat umum, semangatnya terkandung dalam ayat-ayat 121-140 yang berbicara tentang balasan berlipat ganda bagi orang mukmin.
Di sisi lain, surat An-Nisa ayat 121-140 juga tidak luput dari peringatan keras bagi mereka yang menyeleweng dari ajaran Allah. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan menyukai orang-orang yang berbuat zalim, aniaya, dan melampaui batas. Ada konsekuensi nyata yang akan dihadapi oleh setiap individu atas pilihan dan perbuatannya.
Salah satu fokus peringatan adalah terhadap kemunafikan dan berpaling dari kebenaran. Orang-orang yang hanya tampak beriman di hadapan manusia tetapi di dalam hati menyimpan keraguan atau kebencian terhadap ajaran Islam akan menerima hukuman yang setimpal. Janji Allah tentang balasan amal perbuatan berlaku adil, baik itu kebaikan maupun keburukan. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi di dalam dada.
Ayat-ayat ini juga mengingatkan agar kita tidak tertipu oleh rayuan duniawi atau tipu daya setan. Mengingkari ayat-ayat Allah dan menolak kebenaran adalah jalan yang akan membawa kepada kehancuran. Peringatan ini menjadi pengingat yang kuat agar kita senantiasa waspada terhadap godaan hawa nafsu dan pengaruh buruk yang dapat menjauhkan kita dari rahmat Allah.
"Itulah janji yang pasti dari Allah, dan barangsiapa yang lebih benar perkataannya daripada Allah, maka (kalau demikian) beruntunglah mereka." (Secara umum merujuk pada kebenaran janji Allah).
Fokus pada ayat 121-140 lebih kepada konsekuensi perbuatan, seperti ancaman bagi mereka yang berpaling dari kebaikan atau mengikuti langkah setan.
Inti dari ayat 121-140 Surat An-Nisa adalah seruan untuk senantiasa menjaga konsistensi dalam iman dan amal perbuatan. Kita tidak bisa hanya beriman saat senang atau mudah, lalu melupakan Allah saat kesulitan. Sebaliknya, kita juga tidak bisa hanya berbuat baik sesekali, lalu kembali melakukan keburukan.
Allah SWT menantang kita untuk membuktikan keimanan kita melalui tindakan nyata. Janji-janji surga dan pahala yang berlipat ganda adalah imbalan bagi mereka yang mampu mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dalam setiap aspek kehidupan. Sementara itu, peringatan tentang azab dan kerugian adalah konsekuensi bagi mereka yang memilih jalan kesesatan dan kemaksiatan.
Dengan merenungkan ayat-ayat An-Nisa 121-140, kita diajak untuk melakukan introspeksi diri. Apakah kita sudah benar-benar beriman dan beramal saleh sesuai tuntunan Allah? Atau adakah celah-celah kemunafikan, keraguan, atau kemaksiatan yang perlu segera kita perbaiki? Jadikan ayat-ayat ini sebagai pedoman untuk terus melangkah di jalan yang diridhai Allah, meraih janji-Nya yang terindah, dan menjauhi peringatan-Nya yang terberat.