Dalam Al-Qur'an, setiap ayat membawa kedalaman makna dan petunjuk bagi umat manusia. Salah satu ayat yang sering direnungkan adalah Surah An Nisa ayat 63. Ayat ini bukan sekadar bacaan, melainkan sebuah panggilan yang menginspirasi kita untuk merefleksikan hubungan kita dengan Allah, sesama manusia, serta bagaimana kita menanggapi teguran dan anugerah-Nya. Mari kita selami lebih dalam makna, tafsir, dan relevansi ayat ini dalam kehidupan modern.
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami teks ayatnya:
Terjemahan dari ayat ini adalah: "Mereka itulah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka. Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwa mereka." (QS. An Nisa: 63).
Ayat ini berbicara tentang tiga sikap utama yang harus kita ambil ketika berhadapan dengan orang-orang yang memiliki niat atau sikap tertentu di dalam hati mereka, yang tidak sepenuhnya tulus atau bahkan cenderung menentang kebenaran.
Perintah ini bukanlah berarti mengabaikan mereka sepenuhnya. Dalam konteksnya, berpaling dapat diartikan sebagai menjauhi diskusi yang tidak produktif, menghindari perdebatan yang hanya akan menambah keruh suasana, atau tidak terlalu membebani diri dengan urusan mereka yang jelas-jelas menyimpan penyakit hati. Ini adalah bentuk perlindungan diri agar tidak ikut terpengaruh oleh energi negatif atau niat buruk yang mungkin mereka miliki. Allah Maha Mengetahui apa yang tersembunyi di dalam hati setiap individu.
Setelah mengambil jarak yang diperlukan, langkah selanjutnya adalah memberikan pelajaran atau nasihat. Nasihat di sini bersifat konstruktif, bukan sekadar teguran keras yang bersifat menghakimi. Tujuannya adalah untuk mengingatkan mereka tentang kebenaran, tentang konsekuensi dari perbuatan mereka, dan tentang jalan yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak menganjurkan permusuhan, melainkan upaya dakwah dan perbaikan.
Bagian terakhir ini menekankan pentingnya cara penyampaian. Perkataan yang "membekas pada jiwa" atau qaulan baligha adalah perkataan yang tepat, menyentuh, bijak, dan memiliki bobot moral. Kata-kata ini harus disampaikan dengan kelembutan namun ketegasan, sehingga mampu menggugah kesadaran mereka, menembus dinding hati yang mungkin telah tertutup, dan meninggalkan kesan mendalam. Ini bisa berupa peringatan yang halus, janji kebaikan, atau penegasan akan nilai-nilai luhur.
Para mufasir (ahli tafsir) Al-Qur'an memiliki berbagai pandangan mengenai makna An Nisa ayat 63, namun inti pesannya tetap sama: pentingnya kebijaksanaan dalam berinteraksi.
Di era digital yang penuh dengan informasi dan interaksi tanpa henti, ayat ini memiliki relevansi yang sangat tinggi:
Surah An Nisa ayat 63 adalah pengingat abadi tentang kebijaksanaan Ilahi dalam mengatur interaksi antar manusia. Ayat ini mengajarkan kita untuk memiliki keseimbangan antara menjaga diri, memberikan nasihat, dan berkomunikasi dengan cara yang paling efektif, semua dengan pemahaman bahwa Allah Maha Mengetahui segala isi hati. Dengan merenungkan dan mengamalkan ayat ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih baik, menyebarkan kebaikan, dan menjadi pribadi yang lebih bijak dalam menjalani kehidupan.