Mengenal Bentuk Buah Angkak: Keunikan dan Karakteristiknya

Buah angkak, yang berasal dari beras yang difermentasi oleh ragi Monascus purpureus, telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan kuliner Asia. Dikenal dengan warnanya yang merah cerah yang khas, angkak memiliki peran penting tidak hanya sebagai pewarna alami tetapi juga karena kandungan senyawa bioaktifnya. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai bentuk buah angkak, mulai dari penampilannya yang mentah hingga bentuk olahannya yang sering kita temui.

Contoh tampilan buah angkak yang sudah difermentasi

Bentuk Buah Angkak Mentah

Saat proses fermentasi pertama kali dilakukan, ragi Monascus purpureus mulai tumbuh pada butiran beras. Dalam tahap awal ini, bentuknya masih menyerupai beras yang tertutup oleh miselium jamur. Miselium ini kemudian akan memberikan warna merah keunguan yang pekat. Bentuk fisik angkak mentah yang sudah jadi, sebelum diolah lebih lanjut, umumnya berupa butiran-butiran beras yang saling menempel atau menggumpal, dilapisi oleh lapisan serbuk halus berwarna merah.

Teksturnya cenderung kering dan rapuh. Setiap butir beras akan terlihat sedikit membengkak dan permukaannya tidak mulus karena adanya pertumbuhan jamur. Ukurannya relatif seragam, mengikuti ukuran butiran beras awal. Warna merah yang dihasilkan bisa bervariasi dari merah terang hingga merah marun, tergantung pada jenis strain jamur, kondisi fermentasi, dan lamanya proses tersebut. Bentuk fisik ini sangat penting untuk identifikasi awal kualitas angkak.

Perubahan Bentuk Selama Fermentasi

Proses fermentasi memegang peranan krusial dalam membentuk karakteristik angkak. Selama fermentasi, jamur Monascus purpureus menghasilkan pigmen monascorubrin dan rubropuntin yang bertanggung jawab atas warna merahnya. Selain itu, metabolisme jamur juga akan memecah beberapa komponen dalam beras, menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif seperti mevastatin dan citrinin (meskipun citrinin perlu dikontrol karena potensi toksisitasnya).

Secara visual, bentuk butiran beras menjadi kurang jelas karena tertutup oleh massa jamur yang padat. Gumpalan-gumpalan beras yang terfermentasi ini kemudian akan dikeringkan. Bentuk kering inilah yang kemudian sering kita jumpai di pasaran. Pengeringan bertujuan untuk memperpanjang umur simpan dan memudahkan penyimpanan serta transportasi. Pada tahap ini, angkak biasanya dihancurkan menjadi bubuk kasar atau tetap dalam bentuk gumpalan yang lebih kecil.

Bentuk Olahan Buah Angkak

Buah angkak jarang dikonsumsi dalam bentuk mentah langsung. Umumnya, angkak akan diolah lebih lanjut sesuai dengan penggunaannya. Berikut adalah beberapa bentuk olahan yang paling umum:

1. Angkak Bubuk (Powder)

Bentuk angkak yang paling populer dan mudah ditemukan adalah dalam bentuk bubuk. Gumpalan angkak kering akan digiling halus. Bubuk angkak ini memiliki warna merah intens yang sangat baik untuk digunakan sebagai pewarna makanan alami. Kelebihannya adalah mudah larut dan tercampur rata dalam berbagai jenis masakan. Bentuk bubuk ini sangat praktis untuk para koki rumahan maupun profesional.

2. Angkak Kering Utuh (Granules/Whole Form)

Meskipun bubuk lebih umum, terkadang angkak juga dijual dalam bentuk butiran atau gumpalan yang lebih kecil, tidak sepenuhnya dihaluskan. Bentuk ini masih mempertahankan identitas butiran beras yang terfermentasi, namun sudah cukup kering untuk disimpan. Bentuk ini mungkin lebih disukai oleh beberapa pengguna yang ingin mengontrol seberapa halus angkak yang mereka gunakan, atau karena alasan estetika tertentu.

3. Ekstrak Angkak

Untuk penggunaan farmasi dan suplemen kesehatan, angkak sering diolah menjadi bentuk ekstrak. Proses ekstraksi ini bertujuan untuk memekatkan senyawa-senyawa bioaktifnya, seperti monacolin K (yang mirip dengan lovastatin). Bentuk ekstrak ini biasanya ditemukan dalam kapsul atau tablet. Tampilannya bisa berupa serbuk halus di dalam kapsul atau cairan pekat.

Karakteristik Bentuk yang Menentukan Kualitas

Ketika membeli atau menggunakan angkak, penting untuk memperhatikan beberapa karakteristik bentuknya yang bisa menjadi indikator kualitas:

Mengenal bentuk buah angkak dalam berbagai tahap pengolahannya membantu kita memahami bagaimana bahan makanan ini diproduksi dan dimanfaatkan. Dari gumpalan beras yang terfermentasi hingga bubuk merah cerah yang serbaguna, angkak terus menjadi bahan yang berharga dalam budaya kuliner dan pengobatan tradisional.

🏠 Homepage