Anggrek Bulan, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai Phalaenopsis, adalah salah satu genus anggrek yang paling populer di seluruh dunia. Keindahan bunganya yang tahan lama, bentuknya yang anggun menyerupai kupu-kupu, serta kemudahannya dalam perawatan menjadikannya primadona bagi para penghobi tanaman hias, baik pemula maupun kolektor ulung. Meskipun sering disebut "Anggrek Bulan," genus Phalaenopsis ini memiliki keragaman spesies dan hibrida yang sangat luas.
Di alam liar, Anggrek Bulan umumnya ditemukan di hutan hujan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mereka adalah anggrek epifit, artinya mereka tumbuh menempel pada pohon lain sebagai penopang, bukan sebagai parasit. Keunikan mereka terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan kondisi cahaya yang cenderung teduh, menjadikannya pilihan sempurna untuk interior rumah modern. Memahami berbagai jenis anggrek bulan akan membantu Anda mengapresiasi kekayaan variasi yang ditawarkan oleh kelompok tanaman tropis ini.
Secara garis besar, jenis-jenis anggrek bulan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori utama: spesies asli (wild species) dan hibrida hasil persilangan (man-made hybrids). Spesies asli adalah anggrek yang ditemukan secara alami, sementara hibrida adalah hasil seleksi dan persilangan genetik oleh para ahli hortikultura untuk menghasilkan warna, bentuk, atau ketahanan yang lebih menarik.
Berikut adalah beberapa jenis dan varietas anggrek bulan yang sering ditemui dan memiliki daya tarik tersendiri:
Ini adalah salah satu spesies paling ikonik dan mungkin yang pertama kali dikenal luas. P. amabilis sering disebut sebagai Anggrek Bulan asli Indonesia. Bunganya didominasi warna putih bersih, terkadang dengan sedikit aksen kuning pada bagian labellum (bibir bunga). Bunga ini dikenal memiliki aroma yang lembut, terutama saat mekar penuh.
Anggrek dari Kalimantan ini sangat populer di kalangan kolektor karena bunganya yang mungil namun kaya warna, biasanya kombinasi merah marun dan putih/krem. Daya tarik utamanya adalah aromanya yang sangat kuat dan manis, terutama pada siang hari, menjadikannya favorit untuk koleksi indoor.
Berbeda dengan anggrek bulan pada umumnya yang memiliki daun hijau solid, P. schillerae memiliki daun yang indah dengan corak belang-belang perak atau putih (variegata). Bunganya cenderung berkelompok dan berwarna merah muda atau putih dengan bercak merah. Keunikan daunnya menjadikan tanaman ini menarik bahkan saat tidak sedang berbunga.
Mayoritas anggrek bulan yang dijual di pasaran adalah hibrida. Persilangan ini menghasilkan variasi warna yang tak terbatas, mulai dari ungu tua, garis-garis (striped), bercak (spotted), hingga warna yang sangat langka seperti biru atau hitam pekat (meskipun warna biru seringkali didapat dari pewarnaan buatan). Hibrida seringkali lebih kuat dan mampu menghasilkan lebih banyak kuntum bunga dalam satu tangkai.
Walaupun secara teknis bukan termasuk genus Phalaenopsis, masyarakat awam seringkali menyebut semua anggrek yang memiliki bentuk bunga unik sebagai "anggrek bulan." Penting untuk membedakan bahwa Anggrek Kantong (genus Nepenthes atau Paphiopedilum untuk Lady Slipper Orchid) adalah kelompok yang berbeda dengan karakteristik perawatan yang spesifik. Fokus utama anggrek bulan selalu kembali pada jenis Phalaenopsis.
Terlepas dari jenis spesifiknya, sebagian besar anggrek bulan memerlukan kondisi lingkungan yang relatif sama. Mereka membutuhkan cahaya tidak langsung yang terangāsinar matahari pagi sangat ideal, tetapi hindari terik matahari tengah hari yang bisa membakar daun. Siram ketika media tanam (biasanya kulit kayu atau moss) sudah terasa kering, jangan biarkan media tergenang air karena ini adalah penyebab utama busuk akar. Suhu ruangan yang stabil antara 20 hingga 28 derajat Celsius juga sangat mendukung pembungaan rutin.
Dengan memahami keragaman yang ada dalam keluarga Phalaenopsis, Anda dapat memilih jenis anggrek bulan yang paling sesuai dengan kondisi rumah Anda dan menikmati keindahan bunganya yang spektakuler.