Sholat (Salat) adalah tiang agama dalam Islam, sebuah ibadah wajib yang membedakan antara Muslim dan non-Muslim menurut banyak riwayat. Kedudukannya yang sangat fundamental ini menyebabkan Allah SWT menurunkan banyak sekali ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan, menjelaskan tata cara, waktu, hingga keutamaan menegakkan salat. Menghitung secara pasti jumlah ayat Al-Qur'an tentang sholat secara spesifik memang memerlukan ketelitian dalam interpretasi, namun para ulama sepakat bahwa perintah ini muncul dalam ratusan ayat.
Beberapa penelitian klasik dan modern menunjukkan bahwa perintah langsung untuk melaksanakan sholat, baik dalam bentuk perintah tegas (seperti kata "aqimu" atau "ash-shalata") maupun dalam konteks pujian bagi orang bertakwa, mencapai lebih dari 100 kali. Jika ditambah dengan ayat-ayat yang menjelaskan tentang waktu sholat, syarat sahnya, hingga konsekuensi meninggalkannya, angka tersebut bisa melampaui 200 ayat jika dihitung secara komprehensif.
Angka 100 hingga 200 sering dikutip sebagai estimasi kasar jumlah ayat yang secara eksplisit menyebutkan perintah sholat. Perintah ini tersebar di berbagai surat, mulai dari surat-surat pendek hingga surat-surat yang sangat panjang. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an secara konsisten menekankan pentingnya menjaga hubungan vertikal dengan Sang Pencipta melalui ritual ibadah ini.
Perintah sholat sering kali disandingkan dengan perintah menunaikan zakat. Dalam konteks Islam, dua perintah ini—ibadah mahdhah (ritual murni) dan ibadah sosial (kemanusiaan)—menjadi pilar utama. Ketika Allah memerintahkan salat, sering kali konteksnya adalah untuk mengingatkan manusia akan Pencipta mereka di tengah kesibukan duniawi. Ayat-ayat ini berfungsi sebagai pengingat periodik agar fokus manusia tidak sepenuhnya teralih pada urusan material.
Meskipun Al-Qur'an memberikan perintah umum dan penekanan kuat, detail teknis mengenai jumlah rakaat, bacaan spesifik, serta gerakan fisik (rukuk, sujud) sebagian besar dijelaskan melalui hadis Nabi Muhammad SAW. Namun, Al-Qur'an telah memberikan fondasi spiritualnya. Misalnya, perintah tentang waktu sholat lima waktu dijelaskan secara implisit dan eksplisit dalam beberapa ayat.
Ayat tersebut menekankan sifat wajib sholat yang terikat waktu. Ini menggarisbawahi bahwa sholat bukan sekadar aktivitas sesekali, melainkan sebuah struktur waktu yang harus diintegrasikan ke dalam ritme kehidupan harian seorang Muslim. Kekhusyukan, yang merupakan inti dari penerimaan sholat, juga disinggung dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2.
Jumlah ayat yang masif mengenai sholat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an mengarahkan umatnya pada disiplin spiritual yang tinggi. Sholat menjadi penangkal berbagai penyakit spiritual seperti kesombongan, kelalaian, dan kefakiran. Dalam konteks individu, sholat berfungsi sebagai komunikasi langsung dan pribadi dengan Allah. Dalam konteks sosial, ia menumbuhkan kesamaan dan persatuan jamaah.
Beberapa ulama berpendapat bahwa meskipun jumlah pastinya bisa bervariasi tergantung metode penghitungan (apakah hanya menghitung perintah atau termasuk pujian), yang terpenting adalah pemahaman bahwa sholat mendominasi naskah suci setelah tauhid. Keberadaan ratusan ayat ini adalah bukti otentik bahwa ibadah ini adalah jembatan utama antara hamba dan Rabbnya. Jika kita merenungkan banyaknya ayat yang ada, ini seharusnya memacu seorang Muslim untuk semakin memperbaiki kualitas sholatnya, tidak hanya kuantitas pelaksanaannya.
Secara ringkas, meskipun tidak ada angka tunggal yang mutlak dan final untuk jumlah ayat Al-Qur'an tentang sholat tanpa interpretasi tambahan, penekanan Al-Qur'an terhadap kewajiban ini sangatlah kuat dan berkelanjutan, menegaskan bahwa sholat adalah ruh dari ketaatan seorang hamba.