Bendera Amerika Serikat, yang secara resmi dikenal sebagai 'Stars and Stripes' atau 'Old Glory', adalah salah satu simbol nasional paling dikenal di seluruh dunia. Namun, di balik desainnya yang ikonik—garis-garis merah dan putih, serta persegi biru di pojok—terdapat makna mendalam yang tersemat pada simbol utamanya: bintang-bintang putih.
Jika Anda bertanya tentang jumlah bintang di bendera amerika saat ini, jawabannya sangat spesifik: **50 bintang**. Angka ini tidak dipilih secara acak; setiap bintang melambangkan satu entitas politik yang membentuk negara tersebut.
50 bintang ini merepresentasikan 50 negara bagian yang ada di Amerika Serikat saat ini, mulai dari negara bagian pertama yang meratifikasi Konstitusi hingga negara bagian ke-50 yang bergabung belakangan, yaitu Hawaii.
Menariknya, bendera Amerika tidak selalu memiliki 50 bintang. Sejarah bendera ini sangat dinamis, mencerminkan pertumbuhan teritorial dan politik bangsa tersebut. Bendera pertama yang disahkan oleh Kongres pada tahun 1777 menampilkan 13 bintang yang disusun melingkar, bersama dengan 13 garis (stripes).
13 bintang dan 13 garis tersebut merujuk pada 13 koloni asli yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Kerajaan Britania Raya. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya wilayah baru yang diterima menjadi negara bagian—seperti Kentucky, Vermont, Tennessee, dan lain-lain—bendera harus diperbarui untuk mencerminkan komposisi politik yang sesungguhnya.
Setiap kali negara bagian baru bergabung, Kongres harus mengesahkan desain bendera baru. Proses ini berlangsung cukup sering pada abad ke-19. Misalnya, bendera pada tahun 1818 menetapkan aturan bahwa jumlah garis akan tetap 13 (untuk menghormati koloni pendiri), tetapi jumlah bintang akan bertambah seiring bertambahnya negara bagian.
Pengaturan 50 bintang ini juga memiliki filosofi tersendiri. Bintang-bintang tersebut tidak hanya tersebar sembarangan di dalam kotak biru (Union). Mereka diatur dalam sembilan baris horizontal, dengan pola berselang-seling (offset).
Jika dijumlahkan: 30 + 15 + 5 (baris kelima yang tersisa) = 50 bintang. (Terdapat kesalahan sederhana dalam penguraian di atas, pola sebenarnya adalah lima baris berisi enam bintang, dan empat baris berisi lima bintang, total 9 baris). Pola geometris ini memastikan keteraturan dan keseimbangan visual pada Union.
Bintang dalam ikonografi Amerika sering kali dikaitkan dengan cahaya, panduan, dan kesatuan. Dalam konteks bendera, 50 bintang tersebut menyimbolkan bahwa setiap negara bagian, meskipun memiliki otonomi lokal yang kuat, terikat bersama di bawah satu naungan federal. Ini adalah representasi visual dari prinsip federalisme Amerika.
Visualisasi jumlah bintang di bendera amerika yang terbaru ini berlaku sejak 4 Juli 1960, menyusul masuknya Hawaii sebagai negara bagian ke-50 pada tahun 1959. Hingga kini, belum ada perubahan pada jumlah bintang tersebut, meskipun ada spekulasi jika suatu hari nanti Puerto Riko atau Distrik Columbia berhasil menjadi negara bagian penuh.
Oleh karena itu, ketika kita melihat bendera saat ini, kita sedang melihat representasi sejarah kolektif dan persatuan politik dari 50 yurisdiksi yang berbeda di bawah satu panji kebangsaan.
Meskipun visual di atas adalah representasi skematis yang hanya menampilkan beberapa baris utama untuk menghemat ruang dan kompleksitas, intinya tetap sama: 50 bintang menandakan 50 negara bagian yang bersatu di bawah satu bendera.