Surat An Nisa Ayat 32: Makna Mendalam tentang Anugerah dan Tanggung Jawab

Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memberikan petunjuk dan panduan bagi umat manusia untuk menjalani kehidupan yang lurus dan bermakna. Salah satu ayat yang kaya akan hikmah dan sering menjadi perenungan adalah Surat An Nisa ayat 32. Ayat ini tidak hanya berbicara tentang keutamaan yang diberikan Allah kepada sebagian manusia atas sebagian yang lain, tetapi juga mengandung pesan penting mengenai bagaimana kita seharusnya menyikapi karunia tersebut dan apa yang menjadi tanggung jawab kita.

Mari kita simak lafadz dan terjemahan Surat An Nisa ayat 32:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا ۚ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا اللَّهَ مِن فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari apa (harta) yang mereka usahakan, dan bagi para perempuan (pun) ada bagian dari apa (harta) yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Makna Kandungan Ayat

Ayat ini dapat diuraikan menjadi beberapa poin penting. Pertama, larangan untuk iri hati atau hasad terhadap karunia yang telah Allah berikan kepada orang lain. Allah Ta'ala memiliki kebijaksanaan dalam memberikan kelebihan, baik itu berupa harta, ilmu, kedudukan, kesehatan, maupun potensi lainnya kepada setiap individu. Iri hati adalah penyakit hati yang dapat merusak kedamaian diri sendiri dan hubungan dengan sesama. Sebaliknya, kita diperintahkan untuk mensyukuri apa yang telah kita miliki dan fokus pada usaha untuk memperbaiki diri dan meraih karunia Allah.

Kedua, penegasan bahwa baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan tanggung jawab dalam berusaha. Ayat ini secara eksplisit menyebutkan bahwa "bagi orang laki-laki ada bagian dari apa (harta) yang mereka usahakan, dan bagi para perempuan (pun) ada bagian dari apa (harta) yang mereka usahakan." Ini menunjukkan kesetaraan dalam hal perolehan rezeki dari hasil usaha. Laki-laki dan perempuan sama-sama didorong untuk bekerja, berkarya, dan mencari nafkah sesuai dengan kemampuan dan peran masing-masing. Konsep ini sangat progresif dan memberikan pengakuan terhadap kontribusi perempuan dalam masyarakat dan ekonomi.

Ketiga, perintah untuk memohon kepada Allah agar diberikan sebagian dari karunia-Nya. Setelah berusaha, kita diajarkan untuk tidak bersandar pada usaha semata, melainkan menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah dan memohon tambahan dari-Nya. Doa adalah senjata orang mukmin dan merupakan bentuk pengakuan atas ketergantungan kita kepada Sang Pencipta. Dengan memohon, kita menunjukkan kerendahan hati dan keyakinan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah.

Keempat, pengingat bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, yang telah terjadi, sedang terjadi, maupun yang akan terjadi. Pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu ini menjadi landasan bagi kebijaksanaan-Nya dalam mengatur dan memberikan anugerah kepada makhluk-Nya. Mengetahui hal ini seharusnya menumbuhkan rasa tenang dan tawakal dalam diri kita.

Implikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat An Nisa ayat 32 memberikan pelajaran berharga yang relevan dalam kehidupan modern. Dalam masyarakat yang seringkali menekankan persaingan dan perbandingan, ayat ini mengingatkan kita untuk menjaga hati dari sifat iri dan dengki. Fokus pada pengembangan diri dan kontribusi positif lebih penting daripada membandingkan nasib dengan orang lain.

Lebih lanjut, ayat ini menegaskan kembali posisi penting perempuan dalam Islam. Peran mereka dalam berusaha dan berkontribusi tidaklah kecil. Hal ini menjadi dasar bagi pemberdayaan perempuan di berbagai bidang, baik profesional, sosial, maupun ekonomi, selama tetap dalam koridor syariat dan norma kesusilaan.

Pesan untuk terus berdoa dan memohon kepada Allah adalah pengingat abadi bahwa manusia hanya perantara. Keberhasilan yang hakiki adalah ketika kita mendapatkan ridha dan karunia dari Allah. Dengan senantiasa memohon dan berserah diri, hati kita akan lebih tenteram dan terhindar dari kesombongan atas pencapaian pribadi.

Pada akhirnya, pemahaman mendalam atas Surat An Nisa ayat 32 mengarahkan kita pada kesadaran bahwa setiap individu memiliki peran dan anugerahnya masing-masing. Alih-alih saling membandingkan atau iri hati, marilah kita bersyukur, berusaha semaksimal mungkin, berdoa dengan tulus, dan senantiasa mengagungkan kebesaran serta kebijaksanaan Allah Ta'ala.

Simbol menggambarkan pengetahuan (buku/gulungan), keutamaan, dan potensi individu.

🏠 Homepage