Dalam Al-Qur'an, setiap ayat memiliki kedalaman makna yang tak terhingga, mengajak umat manusia untuk merenungi penciptaan, hukum-hukum Ilahi, dan petunjuk menuju kebaikan dunia dan akhirat. Salah satu ayat yang sarat akan pesan fundamental adalah Surat An Nisa ayat 79. Ayat ini mengingatkan kita tentang hakikat kehidupan yang sedang dijalani dan bagaimana segala sesuatu yang terjadi merupakan bagian dari ketetapan Allah SWT.
Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", adalah surat Madaniyah yang membahas berbagai aspek hukum dan sosial dalam masyarakat, termasuk hak-hak wanita. Namun, di dalamnya juga terselip ayat-ayat yang memiliki cakupan makna universal. An Nisa ayat 79 secara tegas menyatakan:
"Apa pun nikmat yang kamu peroleh, maka berasal dari Allah, dan apa pun bencana yang menimpamu, maka (sebagian besar) disebabkan oleh perbuatanmu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul bagi (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi."
Ayat ini sejatinya adalah pengingat yang kuat dan merangkum dua aspek penting dari kehidupan manusia: sumber kebaikan dan penyebab keburukan. Bagian pertama, "Apa pun nikmat yang kamu peroleh, maka berasal dari Allah," menekankan bahwa segala bentuk kebaikan, keberuntungan, kesuksesan, kesehatan, rezeki yang melimpah, dan kebahagiaan yang kita alami adalah murni anugerah dari Allah SWT. Ini adalah bentuk kasih sayang dan kemurahan-Nya kepada hamba-Nya. Kita sebagai manusia patut mensyukuri setiap nikmat tersebut dan menggunakannya untuk hal-hal yang diridai-Nya, bukan untuk kesombongan atau kemaksiatan.
Selanjutnya, ayat ini berlanjut dengan, "dan apa pun bencana yang menimpamu, maka (sebagian besar) disebabkan oleh perbuatanmu sendiri." Frasa "(sebagian besar)" memberikan nuansa penting. Ini bukan berarti Allah tidak memiliki kekuasaan atas musibah, melainkan lebih kepada penekanan bahwa banyak dari kesulitan, kesialan, penyakit, kerugian, dan musibah yang kita hadapi adalah akibat langsung atau tidak langsung dari pilihan, tindakan, kelalaian, atau dosa-dosa yang kita lakukan. Ini adalah prinsip keadilan Ilahi, di mana setiap perbuatan memiliki konsekuensinya. Allah memberikan kita kebebasan memilih, dan konsekuensi dari pilihan tersebut akan kembali kepada diri kita sendiri.
Ayat ini mengajarkan kita untuk tidak menyalahkan takdir semata ketika kesulitan datang, melainkan untuk melakukan introspeksi diri. Apakah ada kesalahan yang telah kita perbuat? Apakah ada kewajiban agama yang kita abaikan? Apakah ada hak orang lain yang kita langgar? Dengan merenungkan ini, kita dapat belajar dari kesalahan, bertaubat, dan berusaha untuk tidak mengulanginya. Proses introspeksi dan koreksi diri inilah yang menjadi kunci untuk memperbaiki jalan hidup kita di dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
"Ayat ini adalah sebuah pelajaran berharga agar kita selalu waspada terhadap diri sendiri, menyadari bahwa setiap tindakan memiliki dampak, dan senantiasa kembali kepada Allah dalam setiap keadaan."
Surat An Nisa ayat 79 memiliki relevansi yang sangat kuat dengan kehidupan dunia dan akhirat. Kebaikan yang kita terima di dunia, jika disyukuri dan digunakan untuk kebaikan, akan menjadi bekal berharga di akhirat. Sebaliknya, perbuatan buruk yang kita lakukan di dunia akan mendatangkan musibah di dunia dan siksa di akhirat.
Kehidupan di dunia ini adalah ladang amal. Apa yang kita tanam di sini, akan kita tuai di sana. Ayat ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam setiap langkah, ucapan, dan niat. Kesuksesan duniawi yang kita raih adalah ujian, apakah kita akan bersyukur dan taat kepada Allah, atau malah menjadi sombong dan lalai. Begitu pula, kesulitan yang menimpa kita adalah ujian, apakah kita akan bersabar, bertaubat, dan mendekatkan diri kepada Allah, atau malah berputus asa dan menyalahkan pihak lain.
Bagian terakhir ayat ini, "Kami mengutusmu menjadi Rasul bagi (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi," menegaskan misi kenabian Muhammad SAW sebagai pembawa risalah dan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Keberadaan Rasulullah SAW dan Al-Qur'an adalah bukti nyata kasih sayang Allah dan sekaligus menjadi saksi atas segala amal perbuatan kita di hadapan-Nya. Allah Maha Mengetahui segalanya, termasuk niat tersembunyi di dalam hati.
Oleh karena itu, memahami Surat An Nisa ayat 79 adalah kunci untuk menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan bertanggung jawab. Kita perlu menyadari bahwa segala sesuatu yang baik datangnya dari Allah, dan segala sesuatu yang buruk seringkali merupakan akibat dari perbuatan kita sendiri. Dengan kesadaran ini, kita dapat terus berusaha berbuat baik, memohon ampunan atas kesalahan, dan senantiasa berserah diri kepada Allah SWT, demi kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat.