Pengertian Ayat Sajdah
Ayat Sajdah (atau Ayat As-Sajdah) adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an yang ketika dibaca atau didengar, dianjurkan atau diwajibkan bagi seorang Muslim untuk melakukan sujud tilawah. Sujud tilawah merupakan bentuk pengabdian dan kerendahan hati seorang hamba di hadapan keagungan Allah SWT sebagai respons terhadap firman-Nya.
Praktik ini didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW yang sering melakukan sujud ketika membaca atau mendengar ayat-ayat tertentu. Tujuannya adalah untuk mengakui kebenaran janji dan ancaman Allah, serta menunjukkan penyerahan diri total kepada-Nya. Meskipun tidak semua ulama sepakat mengenai jumlah pastinya, terdapat konsensus umum mengenai adanya ayat-ayat yang mengandung perintah untuk bersujud.
Ilustrasi visualisasi ketenangan saat bersujud.
Jumlah Ayat Sajdah dalam Al-Qur'an
Pertanyaan mengenai jumlah ayat sajdah dalam Al-Qur'an seringkali menimbulkan perbedaan pandangan di kalangan ulama. Perbedaan ini umumnya terletak pada metodologi penghitungan dan penafsiran terhadap beberapa ayat yang mengandung kata-kata yang menunjukkan perintah sujud atau deskripsi kekaguman atas kebesaran Allah yang memicu sujud.
Pandangan Mayoritas Ulama (Syafi'i dan Hanbali)
Mazhab Syafi'i dan Hanbali umumnya berpendapat bahwa jumlah ayat sajdah adalah 15 ayat. Mereka menghitung ayat-ayat yang secara eksplisit mengandung perintah sujud atau ayat yang secara jelas menggambarkan suatu keadaan yang menuntut sujud tilawah berdasarkan riwayat hadis yang shahih.
Pandangan Ulama Lainnya (Hanafi dan Maliki)
Sementara itu, Mazhab Hanafi dan Maliki cenderung berpegang pada jumlah yang lebih sedikit, yaitu 14 ayat. Perbedaan satu ayat ini sering kali terletak pada status salah satu ayat dalam surah tertentu. Meskipun terdapat perbedaan angka, esensi dari sujud tilawah sebagai bentuk ketaatan tetap diakui oleh semua mazhab.
Untuk mempermudah, berikut adalah daftar 15 lokasi ayat sajadah yang sering dirujuk oleh banyak ulama (walaupun penomoran dan surahnya mungkin berbeda pada versi lain):
- QS. Al-A'raf: 206
- QS. Ar-Ra'd: 15
- QS. An-Nahl: 49
- QS. Al-Isra': 107
- QS. Maryam: 58
- QS. Al-Hajj: 18
- QS. Al-Furqan: 60
- QS. An-Naml: 25
- QS. As-Sajdah: 15
- QS. Shad: 24
- QS. Fussilat: 38
- QS. An-Najm: 62
- QS. Al-Insyiqaaq: 21
- QS. Al-'Alaq: 19
- QS. Al-Infitar: 15 (Ayat ini terkadang diperdebatkan penempatannya, namun termasuk dalam hitungan 15)
Hikmah di Balik Sujud Tilawah
Sujud tilawah bukan sekadar gerakan ritual, melainkan mengandung hikmah mendalam. Ketika seorang hamba bersujud, ia sedang menempatkan bagian tubuh yang paling mulia (dahi) di tempat yang paling rendah (tanah). Ini melambangkan pengakuan akan keagungan Allah dan kelemahan diri di hadapan-Nya.
Ayat-ayat yang disunnahkan untuk sujud biasanya berisi peringatan tentang hari kiamat, janji-janji pahala bagi orang yang beriman, atau deskripsi kebesaran Allah yang tak terbatas. Dengan bersujud, seorang pembaca atau pendengar Al-Qur'an merespons firman tersebut dengan totalitas jiwa dan raga, menjauhkan diri dari kesombongan dan menunjukkan ketundukan sejati.
Walaupun terjadi sedikit perbedaan pendapat mengenai jumlah ayat sajdah dalam Al-Qur'an (14 atau 15), yang terpenting adalah memahami substansi dari sujud tilawah itu sendiri. Melakukannya adalah upaya untuk meneladani praktik Nabi, mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapatkan pahala atas ketaatan terhadap perintah-Nya, baik yang bersifat wajib maupun sunnah.
Dalam konteks kehidupan modern, mengingat ayat-ayat ini membantu umat Islam untuk selalu waspada dan merenungkan makna setiap kata dalam Al-Qur'an, menjadikan ibadah lebih bermakna dan relevan dalam setiap aspek kehidupan.