Menggali warisan budaya melalui sistem perhitungan tradisional yang masih lestari.
Jawa Timur, sebagai salah satu provinsi dengan kekayaan budaya yang mendalam, menyimpan berbagai tradisi lisan dan praktik turun-temurun. Salah satu aspek yang menarik untuk dieksplorasi adalah sistem perhitungan atau "hitungan" yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya. Hitungan Jawa Timur bukanlah sekadar angka matematis semata, melainkan telah terjalin erat dengan kepercayaan, filosofi, dan nilai-nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sistem ini sering kali digunakan dalam penentuan hari baik, perhitungan jodoh, upacara adat, hingga bahkan dalam kegiatan pertanian.
Berbeda dengan sistem penanggalan Masehi atau Hijriah yang bersifat universal, hitungan Jawa Timur memiliki kekhasan tersendiri yang mencerminkan kearifan lokal. Pengaruh dari berbagai peradaban, seperti Hindu-Buddha, Islam, hingga tradisi asli Nusantara, turut membentuk sistem hitungan ini menjadi lebih kompleks dan kaya makna. Keunikannya terletak pada integrasinya dengan unsur-unsur astrologi, siklus alam, dan interpretasi spiritual. Masyarakat Jawa Timur secara turun-temurun telah mengamati pergerakan benda langit, musim, dan berbagai fenomena alam lainnya, yang kemudian direfleksikan dalam sistem hitungan mereka.
Sistem hitungan Jawa Timur umumnya terdiri dari beberapa unsur utama yang saling berkaitan. Unsur-unsur ini menjadi kunci untuk memahami cara kerja dan makna di balik setiap perhitungan.
Setiap elemen ini tidak berdiri sendiri, melainkan berinteraksi untuk menghasilkan interpretasi yang holistik. Seorang ahli hitungan Jawa akan mempertimbangkan semua unsur ini secara simultan untuk memberikan pandangan yang komprehensif.
Kearifan hitungan Jawa Timur tidak hanya bersifat teoritis, namun juga memiliki aplikasi praktis dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Salah satu aplikasi yang paling umum adalah dalam penentuan hari baik (petung). Sebelum melaksanakan acara penting seperti pernikahan, membangun rumah, pindah rumah, atau memulai usaha, masyarakat seringkali berkonsultasi dengan ahli hitungan untuk menemukan hari yang paling menguntungkan dan terhindar dari kesialan. Perhitungan ini didasarkan pada kombinasi weton calon pengantin, tanggal acara, dan unsur-unsur astrologi lainnya.
Dalam konteks perjodohan, hitungan Jawa Timur menjadi panduan penting. Weton calon suami dan istri akan dihitung dan dicocokkan untuk memprediksi keharmonisan rumah tangga mereka, kemungkinan rezeki, serta keturunan. Terdapat prinsip-prinsip tertentu dalam mencocokkan weton yang dikenal sebagai "titik lemah" atau "titik kuat" dalam hubungan.
Selain itu, hitungan ini juga digunakan dalam berbagai kegiatan upacara adat, ritual keagamaan, dan bahkan dalam praktik pertanian tradisional, seperti menentukan waktu tanam dan panen yang optimal berdasarkan siklus alam yang diyakini dalam hitungan Jawa.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi, sistem hitungan Jawa Timur mungkin terlihat kuno bagi sebagian orang. Namun, bagi masyarakat Jawa Timur, tradisi ini tetap memiliki nilai dan relevansi yang tinggi. Hitungan Jawa Timur bukan hanya sekadar alat prediksi, melainkan juga sebagai pengingat akan pentingnya keseimbangan, harmoni, dan keterhubungan antara manusia dengan alam semesta serta dengan sesama.
Banyak orang masih menjadikan hitungan Jawa Timur sebagai salah satu referensi dalam mengambil keputusan penting dalam hidup mereka. Ini mencerminkan keinginan untuk tetap terhubung dengan akar budaya dan mencari panduan dari kearifan leluhur. Keberadaan ahli hitungan yang masih aktif dan berbagai referensi yang tersedia menunjukkan bahwa tradisi ini terus dijaga kelestariannya.
Selain itu, pemahaman terhadap hitungan Jawa Timur juga dapat memberikan perspektif yang lebih kaya mengenai cara pandang masyarakat Jawa terhadap waktu, nasib, dan takdir. Ini adalah bagian dari identitas budaya yang unik dan patut dilestarikan, bukan hanya sebagai warisan masa lalu, tetapi juga sebagai sumber kearifan yang masih dapat diintegrasikan dengan kehidupan modern. Melalui eksplorasi hitungan Jawa Timur, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan mendalam.